Sabtu, 06 Juni 2015

Jelajah Dieng Part II & Muncak di Gunung Prau bagian 2: Sejuta Keindahan



Gunung Prau adalah sebuah gunung yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng tepat di perbatasan Kabupaten Kendal dengan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Gunung yang mempunyai ketinggian 2565 mdpl ini kerap dipandang sebelah mata oleh para pendaki, karena tingginya yang tidak seberapa, namanya pun seakan hilang tertelan dengan nama besar Sindoro Sumbing yang berdiri gagah tak jauh dari gunung prau ini. Dan nama Gunung Sikunir lebih dikenal para kalangan wisatawan yang berkunjung ke dataran tinggi dieng dan ingin menikmati matahari terbit yang konon katanya adalah Golden Sunrise. Tapi Gunung Prau memiliki semua yang tak dimiliki Sikunir dan tempat lainnya di dataran tinggi Dieng.
Awal pendakianpun berfikir mudah untuk mendaki prau yang hanya bisa dikejar dengan waktu 2 jam. Dan tibalah saat pendakian. Ternyata tidak seperti yang difikirkan. Pendakian dengan anak tangga yang tinggi mulai dari anak tangga yang disemen, tangga tanah hingga tangga berbatu trek lumayan ajib dan menguras energi deh. Tjakeplah!
Setelah keliling dieng kami tiba di desa Pathak Banteng pukul 11.30 singgah di rumah peristirahatan warga untuk ISHOMA dan persiapan pendakian. Kami memulai pendakian jam 14.30 dan untuk urusan registrasi telah diurus oleh guide kita pak ari..hhe
Pendakian dimulai..
Sebelum mendaki seperti biasa pengabadian moment..hhe untung guidenya pengertian dan selalu memotivasi untuk selfie..ahaha
Pak rama nana syura dede phia nopi indri pak cahyo

Edisi belakang,,hhe

Sebelum mulai ini moment yang keren. Berdoa.hhi. tetap saja apapun yang kita akan lakukan mulailah dengan berdoa karena ada energi tersendiri untuk melalukan sesuatu.
Lankahpun dimulai.
Uwow.. awal pendakian sudah disuguhi dengan anak tangga. Ini kelemahanku ngosngosan kalau ketemu tangga..hhe
Dan benar aku berada diposisi belakang. Tapi tak apalah justru mendaki itu belajar tentang bagaimana menaklukan diri dan ego kita. Karena dus rekanku  jauh lebih lemah dariku akhirnya disini aku belajar untuk perhatian terhadapat temanku. Aku temani mereka untuk beristirahat dan memotivasi untuk semangat..hhe

cemungudhh eeaaaa :)

Baru sampai pos I setelah melewati tanjakan jalan lebar bebatu kita disuguhi lagi anak tangga bedanya anak tangganya berbatu dan tanah.
Dan seperti biasa dieng memang selalu indah. Inilah mengapa tulisan ini aku namai sejuta keindahan. Asli, sepanjang perjalanan kiri-kanan hanya disuguhkan dengan keindahan alam dieng. Perkebunan warga yang berpetak-petak, telaga warna dengan sejuta keindahan warna airnya, view cantik yang bersanding gunung sindoro-sumbing, dataran tinggi dieng, indahnya samudra awan, langit biru hingga matahari senja yang menemani penakian kami. “Subhanallah” begitu indah alam ciptaanMu ya Rabb, bantu kamu untuk menjaga dan melestarikannya. 

“Ada syukur dan pujian tiada henti saat aku memandangi alam ciptaanNya. 
Biarlah kaki ini yang berjalan dan hati yang bercerita”

Kamipun sampai dipos II. Tak lupa selfie dulu..hhe
pos II

Selama perjalanan kami isi dengan canda tawa. Bahkan kami melempar canda pada pendaki lain yang bertemu saat beristirahat dipos II. Setelah selesai sampai dipos III kami lanjut jalan saja karena ingin berburu sunset di puncak..hhe
Tetapi ternyata mencapai puncak tak semudah yang dibayangkan. Tracknya lebih ajib deh. Kami hampir mencium tanah ketika menaiki tangga-tangga tetapi Maha karyaNya, perjalanan kami disuguhkan dengan view gunung sindoro yang seolah-olah memanggil aku untuk datang mengunjunginya..hhe 

salam sindoro-sumbing
ditambah samudra awan yang begitu indah menemani matahari senja yang akan turun diperpaduannya, ah sungguh menawan sore itu. Keren tak bosan memandangi kanan-kiri dan berfose dengan berbagai gaya..hhe
Samudra awan
Ngaso sejenak

Sang Surya yang Begitu Menawan

Setelah puas memandangi alam dieng, kamipun melanjutkan perjalanan. Udara semakin dingin dan langit mulai memerah. Tepat pukul 17.30 WIB kami sampai di area camp. 

Hore.. kita sampai
Seperti biasa kami malah sibuk berselfie ria sementari pak ari sudah melambaikan tangan untuk mendirikan tenda..hhe
Sore itu benar-benar indah. Gunung Prau menurutku kau memang indah tidak peduli track pendakian yang begitu sederhana yang jelas aku bersyukur pernah berkunjung ketempat sejuta keindahan ini. Sempurna.
Selesai mendirikan tenda, kamipun berbenah dan mulai meyiapkan makan malam. Pendakian kali ini sama sekali tidak kekurangan logistik. Menu makan kamipun lengkap..hhe nasi, sayur sop, teri dan ayam serta ditambah wedang jahe untuk menghangatkan tubuh. Malam itu kami tidak sepenuhnya menikmati alam tetapi benar-benar menikmati menu makan malam..ahaha
Karena ingin berburu sunrise dipagi hari, kami pun langsung tidur karena lelah pula saat mendaki tadi. Sebenarnya tenda aku tidak sepenuhnya tidur karena temanku nana hipotermia aku semalamam menemani dia, membantu dia menghangatkan tubuhnya yang dingin membeku seperti es tetapi alhamdulillah dia masih bertahan hingga pagi walaupun aku tau dia tidak tidur sepanjang malam dan aku yang menemanipun pulas tertidur karena lelah..hhe tengah malam akupun kedinginan karena tidak ganti baju tetapi bisa kuatasi dengan tidur karena kelelahan..hhe ini gak boleh diikuti yah selain jorok ternyata keringat bekas mendaki itu bisa membeku saat suhu dingin makanya aku tengah malam mati kedinginan..hhe
Minggu pagi datang aku pun keluar tenda dan diajak menaiki bukit untuk menonton panorama alam munculnya mentari pagi yang begitu mempesona. Secangkir energen menemani pagi itu yang begitu dingin. 

Selamat pagi dari Gunung Prau

Aku tak tahu berapa suhu dipagi itu tapi lumayan dingin tetapi ketika malam bisa mencapai 10 derajat celcius. Hingga teman-temanku menempelkan salonpas dihidung mereka karena meleer terus..hhe
 

Dan teriakan dari setiap bukit mulai berdatangan..
sunrise.. sunrise..

Seperti konser..hhe tetapi ketenangan dan kedamaian memandangi sunrise tetap ada sekali lagi “subhanallah begitu indah alamMu ini Ya Rabb bantu kami untuk menjaga dan melestarikanya”
Sekali lagi saya dihadapkan dengan sebuah momen pagi yang menakjubkan, Kali ini Gunung Sindoro dan Sumbing benar benar menampakkan wujudnya dari bawah hingga puncak. Awan awan lembut bak permadani yang terhampar  di langit yang luas, sinar hangat matahari pagi merasuk ke dalam kulit kami yang kedinginan. Sungguh pagi yang  indah.

berfosee
Setelah puas dengan pemandangan pagi itu kami bersiap menyiapkan sarapan pagi ditenda.
Inipun moment yang aku sukai masak..hhe menu sarapan pagi itu adalah roti bakar, nasi, mie rebus, sosis, kentang, sebenarnya gak nyambung karena mayoritas berkarbohidrat tapi tak mengapa selama digunung pasti habis.
Masak ala calon ibu..hhe

Pagi itu mungkin tenda kami selalu ngebul karena masakan kami.ahaha
Mari sarapan.
Roti bakar prau dgn view Sindoro-Sumbing

indahnya makan ditemani pemandangan sindoro-sumbing.
Persiapan turun, kamipun berkemas dan merapihkan tenda. Sebelum turun kami abadikan dulu kebersamaan kami ini yah.
ciiis,, Anggota lengkap

Sebelum turun pula kami cari spot dulu untuk berfoto. tadinya mau naik kepuncak prau diketinggian 2565 mdpl tapi karena apa daya tak bertemu dan kami berpisah dengan 4 rekan kami akhirnya kamipun memutuskan untuk langsung turun.
Pdang sabana & perkebunan bunga desi
Ngaso sebentar sambil menikmati bukit-bukit

 
Diperjalanan turun.
Ngantri BLT.
Eh ngatri turun maksudnya..hhe
antrian belum full..hhi

Tidak heran di gunung yang sudah mulai hits dan mudah akses pasti menemukan fenomena ngantri, keramaian ngecamp kaya dipasar. Mungkin karena kegiatan ini “kekinian” kali yah..hhi
Akhirnya samapi didesa Pathak Bantek again kamipun langsung ketempat peristirahatan untuk bersih-bersih, ISHOMA dan persiapan pulang. Tepat pukul 14.30 WIB kami diantar kembali ke terminal mendolo untuk pulang kedaerah masing-masing.

SEKIAN 

Rabu, 03 Juni 2015

Jelajah Dieng part II & Muncak di Gunung Prau bagian 1



WONOSOBO..
Akhirnya untuk kedua kalinya kembali mengunjungi kota ini. Berkunjung ke wonosobo memiliki kesan tersendiri. Kebanyakan orang mengenalnya dengan obyek wisata dataran tingginya yaitu DIENG tetapi kota ini begitu membuat aku jatuh cinta mulai dari tata kota masih menyerupai pedesaan alami, bersih, sejuk dan asri hingga makanan khasnya nasi megono tambah tempe kemul. Jika kita berkunjung kepusat kota wonosobo tepatnya di alun-alun kita akan melihat penampilan kota yang begitu sejuk dan rapih serta terpampang dengan jelas WONOSOBO ASRI sebagai slogan kota ini. Asli benar-benar asri. Langit biru, kota yang begitu rapih dikelilingi dengan pepohonan nan hijau dan lebat daunnya.
Oke itu baru sepenggal kesanku pada kota ini.
next.. sebenarnya aku dan keempat rekanku indri, novi, phia, nana dan adikku dede berkunjung kekota ini untuk pendakian ke gunung prau yang terletak didataran tinggi dieng. Kegiatan pendakian ini adalah hobi terbaruku yang membuat seluruh fokus dan keinginan berpindah 180 derajat pada kegiatan ini. Sebenarnya sejak aku smp aku sudah menyukai kegiatan bermain dialam tetapi baru sekitar 2013 setelah aku lulus kuliah D3 hobi ini bisa aku wujudkan..
ah, rasanya seperti seorang wanita yang jatuh cinta pada cinta pertamanya.
asli jatuh cinta pada kegiatan ini “naik gunung” uhuuuy
sebulan sebelum pemberangkatan memutar otak untuk pelaksanaan trip ini. Tadinya akan open trip besar-besaran jelajah prau-dieng II tetapi ditengan penantian  perjalanan berguguran hingga hari H yang tersisa 6orang yang akan berangkat..ahahaha tapi ya sudahlah semangat untuk berkunjung ke gunung prau tetap membara namanya juga sudah jatuh cinta ye.
Asli pengalaman pertama ngurusin trip. Mulai dari ngerjain itinerary, biaya, transfortasi, logistik, cari guide. Ternyata gak gampang banget  negosiasi, tanya-tanya, untung orang-orang yang ditanya termasuk ramah dan sabar ngadepin aku padahal akunya gak jadi pake jasa mereka..hhe terima kasih yah mas-mas.
Itu sepenggal kesan ngurusin trip ini. Lanjut yuk..
Hari H tiba kamipun belum punya tiket untuk berangkat ke wonosobo akhirnya temanku indri booking pagi-pagi untung berangkat sore itu juga. Alhamdulillah dapat 6 tiket @Rp100.000 jakarta-wonosobo.
Kamipun berangkat menggunakan bus sinar jaya pukul 16.00 WIB dari Kp.rambutan membawa tas yang gedenya setengah dari kulkaslah karena ukuran tas memang sedang yaitu 40L. 

“Berat barang bawaan akan terasa bertambah saat pulang. Karena kita menggendong setumpuk cerita yang tak akan pernah habis jika dibagikan”

Biasa dipanggilnya carrier ah ini kedua kalinya aku naik gunung menggunakan tas ini. Menurutku perjuangan bawa beban dipundak buat sampai puncak..hhe
Perjalanan kita lalui selama hampir 14jam biasanya hanya 12jam sekarang ngaret karena bus banyak berhenti entah untuk isi bensin, istirahat atau sekedar sopir atau penumpang kekamar mandi dan macet pula pas daerah pantura tetapi perjalanan tak terasa karena kita isi dengan bercerita dengan teman sebangku atau tidur..zzZZt
Tak terasa pemandangan gunung sindoro-sumbing dan bukit-bukit dataran tinggi dieng  yang berjejeran sudah menghiasi sisi bagian kanan dan ternyata kami telah sampai diwonosobo tetapi koq bis belum sampai terminal juga yah? Aku kira sudah lewat tetapi setelah sekitar 10 menit. Akhirnya sampai juga “selamat datang” menghiasi gerbang utama terminal ini
Yah “welcom to terminal mendolo” bagiku terminal ini khas yaitu karena terminal ini sepi, bersih dan asri sedikit kendaraan yang lalu lalang suara calo juga jarang  mungkin karena perbandingannya terminal dikotaku dan jakarta kali yah ini mah jauh banget..wkwkw


Bagian dalam terminal Mendolo-Wonosobo

Menunggu guide yang akan memandu perjalanan kami sambil ditemani sarapan nasi megono dan tempe kemul makanan khas ini favoritku karena rasanya unik sebelum berangkat memang telah kami agendakan untuk makan menu khas wonosobo ini yang paling unik tempe kemul dinamai ini karena tempenya diselimuti terigu “kemul” artinya selimut.. unikkan? Dan ditambah irisan daun kucay yang menambah rasa lain pada tempe ini.
dede, aku dan nana

Selamat makan dan tak lupa selfie sukaesih dulu yah..
nopi, indri dan phia


Trip baru dimulaiii.
kami ditemani pak ari sebagai guide dan dua rekannya pak cahyo dan pak rama sebagai porter kita selama diprau..hhe maklumlah 6pendaki ini cewek semua jadi gak kuat bawa carrier, tenda dan logistik..ahaha lain kali bawa teman cowok deh kalau mau naik gunung..hhi
Destinasi pertama yaitu alun-alun wonosobo. Sewaktu kedieng bulan oktober 2014 lalu bersama rekan-rekan Mbers pergi ke alun-alun ini malam jadi tidak bisa menggambarkan dengan jelas keadaan alun-alun ini tetapi tetap sejuk udaranya
Dan ternyata asli alun-alun ini indah, langit hari itu begitu biru, bersih dan cerah menambahkan keindahan lukisan kota wonosobo ini. Taman-tamanpun rapih dan pepohonan tumbuh dengan subur. Rapih deh pokoknya ini kota.
Alun-alunWonosobo

Wonosobo asri


Cis.. #gagalFokus hahah

And again
6 sekawan

Setelah selesai menikmati keasrian alun-alun wonosobo trip dilanjut ke telaga warna. Karena telaga warna telah aku kunjungi akhirnya kita memutuskan melihat telaga warna dari atas yaitu di bukit batu pandang ratapan angin. 

Masuk ke tempat ini cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp. 10.000/orang. Jalan sedikit melewati perkebunan carica dan cabe sebenarnya masih banyak tumbuhan lain tapi yang aku kenal hanya itu..hhe tibalah kami dibukit yang menyoroti langsung telaga warna
Telaga Warna

asli..
“subhanallah”
Kerennya alam indonesia.
LukisanNya yang begitu mempesona.
Inilah Indonesiaku.
indri dede nopi syura phia nana



Telaga warna berada diketinggian 2000 meter diatas permukaan laut. Pemandangan danau yang tenang dengan permukaan air yang hijau dikelilingi pepohonan rindang dipadu dengan pantulan cahaya matahari yang akan membiaskan warna danau bak pelangi menjadi keunikan telaga ini. Sebenarnya keindahan telaga bisa dilihat dari berbagai sisi bukit karena waktu kita mengejar waktu untuk naik ke gunung prau akhirnya cukup sampai batu pandang saja.
Nih foto-fotonya deh
Akhirnya kita pun turun melanjutkan jalan menuju basecamp desa pathak banteng persiapan naik ke gunung prau.

Bersambung dulu yah
Next tentang pendakian digunung prau jauh lebih seru dan ahh gitulah pokoknya :D