Kamis, 27 Agustus 2015

Papandayan with GGS

Naik gunung hobi baru yang mulai aku geluti..
oke, pada tulisan ini aku akan menuliskan mengenai perjalanan muncakku ke papandayan. Sebenarnya masih ada kisahku naik gunung cikuray dan papandayan edisi pertama tapi tulisanya masih belum selesai..hhe 

Grup wa pun muncul "papandayan 14-16 agustus 2015 awalnya hanya ingin menemani temanku novi ke papandayan karena sudah janji ikut trip dan belum puas juga ke papandayan karena sebelumnya engga ngcamp.
"Okelah aku ikut"

Kami ikut trip papandayan yang diselenggarakan GGS Adventure penanggung jawabnya bang igor. Jangan tanya ggs itu singkatannya apa? Karena sampai sekarang pj nya pun gak perna kasih singkatan yg sebenarnya adalah "Ganteng-Ganteng Seringgila", "Gadis-Gadis Shalihah", Ganteng Genit Sekali" ahaha tp singkatan GGS sebenarnya gak penting..wkwk

Setelah berhari-hari berkomunikasi via grup wa akhirnya fiksasi yang join 17 orang. Kami berangkat hari jumat 14 agustus 2015 dari kp.rambutan. Peserta dibagi menjadi dua grup logistik aku, indri, novi, bang hendra, bang agus, bang andre(*ketua), mba tatik segrup di grup 1.

Perjalananpun dimulai, tepat pukul 23.00 WIB kami berangkat menaiki bus kp.rambutan-garut. Tidak disangka rata-rata penumpang adalah pendaki, ada yang mendaki ke papadayan, cikuray, guntur dll. Garut sendiri merupakan kota yang dikelilingi banyak gunung yaitu cikuray, papandayan, guntur, sakti, galunggung. Tidak heran week end dan hari libur garut selalu dikunjungi para pendaki gunung model kita-kita ini..hehe 

Perjalanan kami lalui dengan tidur karena harus menyiapkan energi untuk esok hari. Tepat pukul 04.00 WIB kami sampai di terimal guntur. Benar-benar pemandanga yang baru aku rasakan, pagi-pagi buta terminal begitu ramai dan ini ramai oleh para pendaki 
"biasa diluaar eh luar biasa maksunya"

Selesai sholat subuh di musola depan stasiun kamipun melanjutkan perjalanan menuju cisurupan. Untuk ke cisurupan bisa menggunakan mobil elf biasanya para pendaki papandayan beramai-ramai sewa ini elf. Dari cisurupan dilanjut naik kol bak menuju camp david. Karena jalan cisurupan sedang ada renovasi kami pun melewati jalan perkampungan. Tak apalah dari sini kami bisa menikmati kegagahan gunung cikuray ditemani sunrise yang begitu mempesona. Baru sebulan lalu aku naik dipunggungmu duhai cikuray, puncakmu begitu runcing menandakan betapa penuh pengorbanan untuk menaikimu, tetapi lelah itu terbayar dengan keindahan negeri diatas awan dan pesona sunrisemu.

Belum juga pendakian dimulai kami sudah diputar-putar oleh kol bak. Jalan yang rusak membuat laju kol bak semakin garang. Kondisi seperti ini yang hanya bisa dirasakan oleh kita. Pokoknya serulah, selfie, diguncang-guncang, diteriakin oleh anak-anak dijalan karenanke hebohan kita, rempong-rempongan.. #acikiwiir

Ini kerempongan kaia
Selamat datang dipapandayan :)


Sesampainya di camp david kamipun beristirahat dan sarapan disebuah warung. Dilanjut dengan prepare nanjak. Selesai itu kami lanjut ke sebuah pos untuk lapor dan bayar simaksi kedua. Simaksi pertama dilakukan di gerbang masuk camp david kemarin sih kenanya Rp 17.500/org. 

Nanjak dimulai dengan tos bersama tanda semangat menuju kawah belerang. Perjalanan menuju kawah belerang cukup melelahka. Jalan yang berbatu, menanjak serta terik matahari yang semakin memanas ditambah aroma belerang yang begitu menyengat membuat pendakian semakin melelahkan belum setengah dari luas kawah kami susuri kami sudah beristirahat duluan, tapi lumayan bisa sekalian selfie sambil memandangi kawah belerang serta mencium aroma belerang.

Sampai diatas kawah kami melewati warung-warung makanan katanya sih namanya warung si amang menuju perbukitan. Dipapandayan tidak usah takut kehabisan logistik karena sepanjang pemberhentian banyak warung yang menjajakan jajanan dan minuman. istirahat sebentar sambil megatur nafas sembati mandangin kawah belerang..

"Subhanallah maka nikmat tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan"




Maha gagah ciptaanNya.
Langit biru, kawah yang mengeluarkan asap belerang, pepohonan yang hijau, Tuhan terima kasih, bantu kami untuk menjaganya.

Panas terik masih menemani perjalanan kami. Memasuki perbukitan jalan sudah lebih landai bahkan ada turunan. Adapula sungai kecil membatasi turunan dan tanjakan tetapi air disungai ini tidak bisa diminum karena dikhawatirkan masih mengandung belerang. Sesampainya dipertigaan kami menemukan jalan yang lumayan melelahkan. Kami ambil jalan kiri karena lebih cepat tapi cukup melelahkan karena kami harus menanjak dengan posisi mulut kami hampir mencium lutut, sungguh melelahkan. Rasa lelah selalu bisa terobati karena kami saling menyemangati satu sama lain padahal sama-sama kelelahan. Suasana seperti itulah yang tidak bisa aku dapatkan di tempat lain. 
Menyemangati padahal kau sendiri lelah.
Berbagi padahal kaupun punya seadanya.
Tak segan untuk meminta tolong.
Tak segan untuk beramah tamah.
yah hal seperti ini lah yang aku dapatkan dalam sebuah perjalanan.

Sampai dipos menuju pondok saladah, aku lupa nama pos ini yang jelas tetap ada warung-warung. Kami lanjutkan perjalanan butuh sekitar 15 meit menuju pondok saladah. Dipondok saladah kami akan mendirikan tenda. Biasanya para pendaki memang di pondok saladah untuk mendirikan tenda. Di papandayan tidak perlu khawatir untuk area pendirian tenda karena banyak tempat yang luas untuk pendirian tenda. Jadi sebanyak apapun pendaki dipapandayan pasti akan dapat tempat ngecamp juga (*karena papandayan tidak perna sepi dengan pendaki..hhe)



Selamat datang di area camp "pondok saladah" tidak usah terburu-buru karena tenda sudah berdiri rapih.hhe sebelumnya ada bang ferdy, bang juni, bang dani dan wahid dari grup 2 yang sudah sampai duluan jadi tugas mereka diriin tenda..hhe

Selesai beres-beres dan makan tepat pukul 4 sore kami berjalan ke tegal alun untuk berburu sunset. Ini yang ditunggu-tunggu. Selama diperjalanan kami isi dengan canda tawa serta selfie.



 Selfie sudah jadi keharusan lumayan buat dokumentasi sekalian bukti cerita ke anak cucu..hhe karena ke asyikan selfie aku, indry, novi dan bang igor ketinggalan rombongan kami. Akhirnya bang igor mutusin buat motong jalan naik tebing gitu. Ternyata bang igor sendiri belum perna lewat jalur ini alhasil nyasar bareng 6 orang pendaki lain. Sempat debat pendapat mau lewat mana ternyata jalan buntu. Track nya pun engga kira terjal, tinggi akupun hampir gak bisa manjat hari juga udah mulai gelap. Terus berjalan akhirnya nemu jalan landai. Terus cari jalan biar sampai tegal alun ternyata buntu semua akhirnya bang igor mutusin buat putar arah, jalan dikit terdengar suara orang dan ternyata itu bang andre.
"Dari mana dre?" Tanya bang igor
bang andrepun jelasin teryata dia salah jalan mau pulang karena dia abis dari tegal alun kita paksa saja buat anterin kita dulu ke tegal alun..hhe
Aku indri dan bang andre




Akhirnya mata ini bisa melihat hamparan bunga edelweis meski belum mekar. Mungkin kalau mekar akan indah sekali. Ini kedua kalinya aku melihat bunga keabadian ini pertama di surya kencana kedua disini tegal alun.
Novi indri dan aku


Setelah bertemu dengan teman-teman GGS dan selesai berfoto-foto kamipun langsung menuju camp. Meski tidak mendapat sunset tak apalah jalur nyasar dan hamparan edelweis sudah membayar semuanya :)

Malam hari

Indah nian langit dari papandaya ini. Malam itu langit ditaburi bintang. Selain menatap langit biru, awan putih, sunrise dan sunset. Memandangi langit malam dengan taburan bintang adalah hal yang aku suka. Ada ribuan pujian yang tak bisa aku utarakan dan hanya takjub serta syukur yang bisa kuucapkan meski dalam hati ini.
Tuhan Maha indah, sungguh indah malam itu biarlah mata ini yang merekam keindahan langit itu.

Dinginnya malam membuat tubuh ini tidak mau keluar dari sleeping bag kami istirahat hingga adzan subuh.

Persiapan berburu sunrise. Aku tidak begitu bersemangat untuk sunrise karena dingin yang menusuk-nusuk tulang akhirnya kita putuskan jam 6 saja ke hutan mati..
alhamdulillah kaki ini kembali menginjakkan hutan mati, panorama alam yang begitu eksotis. Hutan ini memang mati tetapi dia masih bisa memberikan pesonanya :)

Pagi hari

Selesai berburu sunrise kami persiapan makan pagi dan packing. Kami memasak semua sisa logistik. Menu pagi itu mie goreng, roti bakar, sarden. Tidak nyambung sih tapi kalau lapar abis saja..hhe
Selesai makan dan packing kami langsung turun agar tidak terlalu sore sampai terminal guntur.
Tidak disangka jalur pulang begitu ramai, sepanjang jalur turun ngantri. Ternyata para pendaki ini ingin ngcamp saat 17 agustus sekalian merayakan kemerdekaan di papandayan. 
"Ayo semangat..hhe"
Sampai camp david kami langsung naik kol bak menuju terminal guntur. Dari guntur bersih-bersih, makan, sholat dzuhur lalu lanjut naik bus menuju kp.rambutan untuk pulang kerumah masing-masing

Perjalanan papandayan ini sangat berkesan, aku terpesona dengan keindahan alamnya mulai dari kawah belerang dengan baunya, pondok saladah dengan kesejukannya, hutan mati dengan keeksotisannya, tegal alun dengan edelweisnya. Sempurnaa.
Serta teman-teman dengan perbedaan karakter masing-masing dan canda tawanya.

Terima kasih untuk kebersamaannya..
GGS! Acikiwirr