Sabtu, 25 Februari 2017

Langit



Hampir setiap musim hujan aku tak melihat langit biru atau langit malam penuh bintang.

Mengapa aku suka langit? 

Karena langit itu luas dan indah.  

Aku ingin memiliki hati seluas dan seindah langit. 

Ketika terik siang ia mampu memberikan kesejukan dengan warna birunya dan mampu berkolaborasi dengan awan putih. 

Ketika sore hari langit mampu memberikan beragam warna dari orange hingga merah. Siapa yang dibuat syukur?  Yah, para pencinta senja. 

Ketika malampun ditengah kegelapan ia mampu memberi sesungging senyum si sabit bahkan hingga si benderang purnama.

Jangan tanya keindahan taburan bintang bahkan mereka buru hingga tengah malam. 

Disemua keindahan aku tak akan lupa bahwa langitpun bisa menangis.

Selasa, 21 Februari 2017

Tentang buku "Second Chance"


Buku ini berjudul "Second chance" atau lampaui batasmu ditulis oleh rago, irfan, fajar. Jika kamu menyukai tentang motivasi pasti buku ini menjadi sederetan buku yang akan kamu baca. Jika kamu seorang pendaki pasti kamu tak asing dengan salah satu penulisnya.  

Ramadhan irfan, seorang pendaki yang berhasil mendaki puncak tertinggi jawa dengan keterbatasan kakinya. Dan jika kamu perna mendengar namanya di acara seminar motivasi pasti tahu bagaimana kisahnya. Yups dikenal dengan kata motivasi andalannya sekaligus karya pertamanya "tabah sampai akhir" menguatkan keyakinan seorang irfan untuk berjuang dalam kehidupan.

Aku sangat respect dengan buku "second chance". Hati seperti apa yang para penulis miliki sehingga mereka bisa berjuang dan tetap bertahan dalam hidup. 
Membaca kisahnya pasti membuat aku menangis. Bagaimana tidak?  Musibah yang menimpa ketiga penulis menyebabkan mereka memiliki keterbatasan, terkucilkan, terdeskriminasi. Tetapi justru keterbatasanlah yang membuat mereka bangkit.

Rago, kecelakaan yang hampir merengguk nyawanya. Ia jatuh dari ketinggian lima belas meter dari atas tebing karst di daerah Padalarang, tempat latihan Komando Pasukan Khusus (Kopassu) Indonesia. Yang menyebabkan tangan kanannya lemah tak berfungsi. 

Ramadhan irfan musibah yang menimpanya saat ia melakukan kegiatan climbing ia terempas dari ketinggian sepuluh meter papan panjat di kampusnya yang menyebabkan ia mengalami kelumpuhan dibagian kaki hingga saat ini ia berjalan menggunakan tongkat.

Fajar, kecelakaaan motor yang menimpanya membuat saluran pembuangannya rusak dan menyebabkan pembuangannya dibantu menggunakan kantong.

Bagaimana perjuangan mereka untuk bertahan?? 
Niat mulia mereka adalah bagaimana memotivasi setiap orang yang memiliki kekurangan untuk senantiasa berjuang, bermimpi dan bertahan serta mereka ingin menghapuskan deskriminasi terhadap para penderita cacat dan memberikan motivasi bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk bermimpi.

Buku ini kaya akan semangat. Rasanya diri ini benar-benar dibuat malu oleh semangat mereka. Buku ini penuh syukur,  kelebihan yang kita miliki seharusnya membuat kita bisa lebih baik lagi dan betapa Allah maha baik atas yang diberikan pada manusia. Apa lagi kesempatan kedua untuk hidup yang diberikan Allah pada ketiga penulis. 

Jangan lelah untuk berbuat kebaikan, jangan lelah untuk bermimpi karena Allah bersama orang yang berbuat baik dan bersama orang yang mau melakukan perubahan kearah yang baik. 

Sekian. 

Tulisan ini bukan resensi buku, ini hanyalah pendapat pribadi dan rasa yang aku dapat setelah membaca buku ini.

Salam. 

Sabtu, 18 Februari 2017

Garut: Bukan sekedar dodol dan coklat

Tadi malam aku dan adik-adikku masih berdebat. Bagaimana perjalanan esok?
Jadinya kemana?
Mau berangkat jam berapa?

"Garut aja yuk!"

Setelah ku jelaskan panjang lebar mengenai garut, merekapun setuju. Kami memutuskan explore seluruh pantai digarut. Untuk menuju garut kami lewat puncak-cianjur-bandung-nagrek-garut.

Garut bukan hanya tentang dodol, coklat atau papandayan. Di Garut pun ada beragam wisata. Mulai dari candi, kawah, bukit hingga pantai.  

Pagi itu jalanan masih lengang. Kami putuskan lewat puncak karena menghindari macet. Saat masih pagi sekali jalur puncak masih lengang tapi kalau sudah siang jalur puncak pasti macet.
Mobil sudah memasuki Bandung tak lupa kami nyalakan GPS dibantu oleh google map. Lokasi kami jatuhkan langsung pantai santolo garut. Menurut google map kami akan sampai tepat pukul 13.00. Setelah mengikuti map kami diputar-putar melewati pasar dan perumahan yang entah apa namanya.

Akupun berdebat dengan adikku. Aku minta menuju jalan utama dan ikuti bis garut. Tapi adikku juga keukeuh tapi tetap calm, dia bersikeras mengikuti google map. Akupun hanya diam, ikut mereka saja. Setelah keluar dari rumah warga, tiba-tiba kami memasuki area perkebunan teh dilanjut pemandangan cantik semesta. Jalanannya turun naik bukit sepertinya daerah ini akan dijadikan area bisnis entah wisata atau pabrik. Ternyata kami keluar di daerah kamojang. Seperti memasuki daerah wonosobo. Terdapat pipa air besar untuk pengairan.

Hutan alam di Kamojang dilindungi oleh pemerintah biasanya tempat ini dijadikan daerah penelitian, konservasi atau praktikum para mahasiswa. Keluar dari hutan, kami melewati perkebunan teh dan memasuki bukit dengan kelok yang bisa di selesaikan selama satu jam. Sampailah kita di cigarungsang Garut untuk sampai ke pantai sekitar satu jam dari cigarungsang. Ikuti saja petunjuk jalan hingga sampai pantai santolo daerah Pameungpeut. Sampai pertigaan terpampang jelas arah menuju pantai santolo yaitu belok kiri.

Memasuki pintu gerbang pantai kita akan bertemu dengan salah satu tempat penerbangan roket milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LPAN) ini tempat nya cukup luas sampai tempat pelelangan ikan.  Kami sempat berjalan-jalan ditempat pelelangan ikan suasananya hampir sama dengan pasar ikan. Disini dijual berbagai ikan laut dan banyak warung hingga restoran mewah yang menyediakan menu khas laut.  Jika kita ingin merasakan suasana pantai kita bisa menyebrang dengan perahu ke pulau sebelah. Jika ingin merasakan air pantainya bisa bermain banana boat atau sekedar bermain pasir dibibir pantai. Tapi hati-hati ombak di pantai santolo gak beraturan dan di beberapa bagian pantai kedalamannya cukup tinggi. Kalau mau hanya mandangin laut sambil bobo keren bisa sewa pendopo di tepian pantai.


Pantai Santolo
me dan dede
Hari itu cukup terik, ombak pun cukup kencang, kita pun tak berselera untuk bermain dipantai. Jalan-jalan sebentar ditepian lalu melipirlah kami kerumah makan yang menjajakan masakan khas laut. Cukup siapkan uang yang banyak untuk mencicipi makanan disini karena masakan laut itu cukup mahal..hehe

Selesai makan kami lanjutkan untuk berkunjung ke Bandung sekalian jalan pulang. Setelah bertanya pada pemilik warung mengenai akses yang cepat menuju Bandung kami pun langsung berangkat. Menurut pemilik warung jalan yang kita ambil adalah jalan tadi berangkat dan kemungkinan akan sampai jam 8 malam jika lancar. Ia tidak menyarankan untuk jalur pantai karena jalannya rusak. Kami pun menyalakan kembali GPS menelusur di MAP. Menurut MAP jalur yang cepat adalah menyusuri tepian pantai garut. Kami putuskan ikut google MAP dan menghiraukan saran pemilik warung..hehe

Sepanjang jalan menuju Bandung
Sepanjang perjalanan menuju Bandung kami disuguhi pemandangan laut dengan air yang cukup tenang dan si cantik senja. Kalau mau berenang kita akan sampai di Samudera Hindia itu kata google MAP tapi gak usah dicoba ya πŸ˜‚ Pantai yang kami lewati begitu panjang hingga sampai di pertigaan kita belok kiri. Memasuki hutan jalan semakin sempit beberapa jalan yang kami lewati mungkin hanya bisa dilalui oleh satu mobil jalannya pun banyak yang rusak, ternyata benar kata ibu pemilik warung..hhe Namun pemandangan dijalur ini begitu menawan. Kami memasuki perbukitan yang begitu luas dengan beragam kelok. Setelah mengecek di google ternyata kami berada di kelok seribu ((WAW)) Perbukitan yang kami lewati tidak habis-habisnya seperti tak ada ujungnya tapi tempat ini begitu menakjubkan. mengingatkan aku seperti di film-film yang berlatar tempat di hutan New Zeland atau amazon ya? yah pokoknya diluar negerilah tak ku sangka ada di Garut..hehe Benar-benar menawan mungkin kedepannya bisa dikembangkan dan adanya perbaikan jalan, petunjuk jalan serta penerangan lampu lalu lintas. Tapi entah aku yang tak tau informasi atau memang tempat ini belum dikenal atau sudah ada yang mengurus. Aku berfikir bahwa tempat ini cocok di bangun kereta gantung itu mah fikiran selintas saja gak ada motif dan tujuannya..haha biar bisa liat keelokan bukit ini saja dari ketinggian.

Karena  kemalaman main petak umpet di kelok seribu, kamipun sampai di Bandung sekitar jam 10 malam. Kami putuskan untuk langsung pulang ke Bogor mungkin next berkunjung ke Bandungnya.

SEKIAN

Jumat, 03 Februari 2017

Hutan Mangrove jakarta: Piknik


Akhir pekan aku mengajak indry, novi dan wardah ke Taman wisata alam Pantai Indah Kapuk (PIK) yang merupakan kawasan hutan mangrove di Jakarta. Hutan mangrove ini terletak di ujung komplek perumahan Pantai Indah Kapuk, pluit, Jakarta. Merupakan salah satu tempat wisata alam yang bisa jadi pilihan berlibur di Jakarta.

Transfortasi menuju PIK cukup mudah. Jika kita ingin menggunakan angkutan umum, cukup naik Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) jurusan monas-PIK. Karena aku dari bogor, rute yang aku pilih adalah naik commuter line dari stasiun bogor ke stasiun kota, dari kota naik BKTB di halte kota terletak di samping stasiun kota.

Aku,  novi dan wardah berangkat dari stasiun bogor sementara indry dari stasiun citayam.
Kami janjian di stasiun bogor jam 9. Ku kabari digrup bahwa aku sudah berangkat. Kami saling berkabar untuk keberangkatan.  Hingga jam 8 wardah belum ada kabar. 

"waiiiit...jam aku telat setengah jam"
Chat wardah

Okelah fik wardah pasti ngaret.
Karena wardah telat sampai kuputuskan sarapan dahulu didekat stasiun sementara novi sudah menunggu didalam stasiun.
Kalau ingin cari makan didekat stasiun bogor kita bisa cari mulai dari hulu ke hilir depan stasiun bogor banyak penjual makanan.
(iya iya disetiap stasiun pasti banyak penjual makananπŸ˜€ intinya aku laper)
Aku mulai menyusuri setiap penjual makanan dan sampailah selera ku pada bubur ayam cianjur πŸ˜‹
Semangkuk bubur ayam menjadi sarapan pagi ini dan rasanya pun enak. *beneranenak
Selesai sarapan samperin novi yang udah lumutan nunggu aku dan wardah. Indry pun yang sudah nunggu lama di stasiun citayam memutuskan untuk menyusul k stasiun bogor. Wkwk

Oke pesan tiket commuter line dulu. Pemesanan tiket melalui mesin. Cara ini sudah berlaku sejak pertengahan 2016 lalu. Gak usah takut gak bisa pesan tiketnya karena cara nya jelas sudah tertera kalau gak bisa juga boleh tanya pada mbak/mas penjaganya bisanya mereka stand by didekat mesinnya. Kalau gak ada tanya saja sama orang disekitar. 
Kalau gak ada juga.
Tanya aja sama rumput yang bergoyang πŸ˜‚

Krik krik

Aku pun menghampiri novi. Akhirnya ketemu ini anak setelah beberapa purnama berpisah karena dia resign dari tempat kerja kami. Ketemu bukannya saling tanya kabar, aku malah cerita tentang pendakianku ke arjuno.. Wkwk
Jam 10 wardah datang. Akhirnya setengah 11 kita berangkat menuju kota. 
Setelah sampai stasiun kota ambil arah keluar menuju halte kota. Akses menuju halte kota cukup mudah karena saat ini sudah cukup rapih penataan jalannya. Keluar dari stasiun jalan ke arah kanan dan tunggu di pintu arah pluit. Menunggu BKTB ke arah PIK cukup lama jadi kudu sabar ya.

Jika sudah di BKTB jurusan PIK slow saja karena PIK adalah pemberhentian terakhir jadi gak usah takut nyasar dan rata-rata penumpang tujuannya ke PIK.

Hari itu jalanan macet. Penumpang di BKTB pun full. AC sepertinya sedang eror karena suhu dingin yang dihasilkan gak maksimal sampai ketempat duduk kami. Ditengah kepanasan dan keresahan karena nanti jodoh #eh bukan maksudnya menanti sampai PIK πŸ˜ƒ karena khawatir kelewat. Kami isi dengan ngalor-ngidul dan lihat-lihat pemndangan jakarta.

Melewati waduk pluit lalu resto-resto cina dan masuklah perumahan PIK.
Oke welcome to sisi lain kota jakarta #eh PIK maksudnya. Turun BKTB jalan saja menuju pintu masuk. Sebelum masuk boleh foto dulu di depan sekolah tzu chi budha yang luas dan megah itu.
Memasuki PIK beli tiket dulu ya.
Kabar kurang baiknya adalah pengunjung tidak diperbolehkan membawa kamera jenis apapun action cam, dsrl, pocket atau apalah kecuali kamera hp. Mungkin dikhawatirkan jadi komersil karena di PIK sendiri menyediakan paket wisata untuk foto prawed. Sebagai pengunjung yang baik hati action cam yang aku bawa aku titipkan saja.

Di dalam kawasan ini kita dapat melihat banyak tanaman mangrove atau bakau yang ditanam dari CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan maupun organisasi. Untuk mengitari lokasi, tersedia jalan setapak yang terbuat dari bambu. 



Cukup panjang jalur yang ditempuh kalau mau mengelilingi semua lokasinya. Ada area pengamatan burung, dimana kita dapat mengamati burung liar dari atas menara yang disediakan. Kita juga dapat berjalan menyusuri jalan arah ke pantai. Terdapat beberapa pondokan dan juga tempat duduk di sekeliling lokasi untuk melepas lelah.
Jika siang hari,  sinar matahari cukup terik tapi banyak tersedia gajebo dan kursi-kursi bisa digunakan untuk berteduh sambil ngobrol santai atau sembari main nikmati kelapa ijo. Tapi kalau mau pake penangkal UV itu lebih baik.
Untuk makan dan minum gak usah khawatir karena disini terdapat kantin dengan beragam makanan dan cemilan. 
Atau bawa bekel biar hemat 😁 *maklumgajianmasihlama
Disinipun tersedia Mesjid dibagian pintu gerbang yang cukup luas, musola-musola dibagian dalam serta toilet. Jadi ibadahpun gampang.



Mesjid dibagian pintu depan
Secara keseluruhan, tempat ini cukup asyik dikunjungi, apalagi saat sore hari menjelang matahari terbenam.

foto dulu
Siapin baterai dan memory hp saja untuk foto 

Foto akting (Novi, indry, wardah dan me)
Semoga pengelola dapat terus mengembangkan hutan mangrove ini menjadi pelindung pesisir sekaligus sebagai tempat wisata untuk warga Jakarta dan sekitarnya. 
Salam traveler 😏