Sabtu, 03 Juni 2017

Main ke Kota Solo


Setengah hari menghabiskan waktu untuk menunggu keberangkatan kereta menjadikan kota Solo spesial dihati. Iya waktu itu di Solo nunggu keberangkattan kereta doang maka tak lengkap rasanya jika tak mampir ke kota Solo. Waktu itu keberangkatan kereta yang akan mengantarkan kita pulang ke jakarta adalah jam 11 malam. Hari itu setelah pendakian gunung lawu kami sudah sampai di basecamp cetho sekitar jam 12 siang. Masih banyak waktu kan. Yasudahlah kita putuskan untuk main ke kota Solo. Tapi tidak dengan hanjar, arif dan kang asep mereka harus mengejar bis jam 3 agar bisa sampai besok pagi di Bogor dan kejar masuk kerja.

Akhirnya hanya ada aku, eca dan sri serta mba kiki kebetulan kereta pulang kami waktu nya sama.

Dari basecamp cetho kami langsung ke stasiun Solo jebres. Barang-barang kami titip ke security stasiun lalu dari stasiun kami naik becak ke Balai kota. Sebetulnya lebih murah naik grab taxi tapi menurut bapak yang jaga dipos security lebih baik naik becak dan ternyata bapak ini adalah pengemudi becak jadilah dia sekalian endorse jasanya.

Udara di solo biasa saja. Sejuk engga, panas sesekali tapi tak sepanas di ibukota. Alat transfortasi pun tidak begitu padat. Becak masih dipertahankan disini. Kendaraan online hanya ada taxi online itu sudah disepakati oleh pemerintah solo. Jadi manfaatkanlah kendaraan tradisional seperti becak.

Setelah sampai di pemberhentian tepatnya depan gerbang masuk kraton kami langsung mencari makan guna mengisi energi untuk keliling kraton. Melipir kekiri dari pintu masuk kita akan banyak menemukan jajanan, oleh-oleh dan makanan khas solo. Waktu itu aku makan soto timlo yaitu soto dengan isian potongan daging,  kikil, bihun, toge dan jamur yang disirami kuah soto dengan kaldu yang enak. Asli rasanya enak ditambah nasi hangat.

Semangkuk soto memberi kesan tak akan menyesal mampir untuk makan di solo.
Perjalanan dilanjut jalan ke kraton sambil cari oleh-oleh. Depan gerbang kraton akan ditemui bekas rel kereta didalam kota entah itu rel kereta apa dan kemana aku tak sempat bertanya karena ingin segera masuk ke sekitaran kraton.

Sampai dipintu masuk kraton kami kecewa karena kraton tutup jam 4 sore waktu itu tepat jam 5 kami sampai. Kami pun mencari alternatif lain yaitu berkunjung ke mesjid agung solo.


Mesjid agung solo berciri khas bangunan zaman dulu dengan pelataran yang luas. Teras mesjid berlantaikan kayu. Dua menara menjulang ke langit diletakkan dikanan kiri sisi mesjid. Pelataran dihiasi dengan kehadiran santri-santri yang tengah khusyu menghafal alqur'an dan kitab. 

Santri ini berasal dari pesantren yang mengelilingi mesjid dikanan dan kiri.
Tempat wudhu dan toilet berada disamping kanan dan kiri mesjid. Bagian kiri untuk wanita dan kanan untuk laki-laki. Luas dan bersih. Karpet dan mukena pun wangi. Aku suka berada di mesjid ini. Ditambah kehadiran jemaah mesjid yang ramah dan memberi salam saat berpapasan.

Memandangi mesjid dari depan mengingatkan aku pada lingkungan islami yang selalu diceritakan teteh mentorku saat kuliah D3. Begitulah islam, setiap sisi nya indah.

Setelah menunaikan kewajiban shalat kami berjalan mengitari pasar sementara klewer. Sebelumnya pasar klewer berada tak jauh dari pasar sementara karena terjadi kebakaran dipindahkanlah ke dekat kraton dan saat ini sedang dibangun pasar klewer yang baru tak jauh dari kraton.

Menjelang magrib lampu-lampu jalan mulai menerangi jalan. Toko-toko mulai tutup. Yang membuat aku heran jalanan mulai sepi padahal ini hari libur.

Ternyata di Solo aktivitas berhenti sekitar jam 6 sore. Tak ada anak muda yang nongkrong untuk sekedar bermain. Pusat oleh-oleh dan tempat makan pun sudah mulai tutup. Akhirnya setelah mendapat oleh-oleh tak jauh dari kraton kami pun balik ke stasiun dan menunggu kereta yang akan membawa kami pulang.
Next bisa kembali ke Solo dan lebih mengenal kotanya lagi.