Sabtu, 04 November 2017

Pendakian Semeru


Tulisan ini akan menceritakan perjalanan semeru kami. Kenapa kami karen kita ramean lagi..hehe

Sebetulnya bingung mau ceritain sisi sebelah mana karena perjalanan ini ga ada yang spesial jadi datar gitu dan dingin kaya sikap kamu #eh

Tapi berkat akunya yang lagi semangat cerita ditambah gak bisa cerita sama partner gosip sebut saja dia sri jadilah blog ini pelampiasannya..hahaha

Well, sebelum keberangkatan seperti biasa drama gak perna lepas dari kehidupan kami. Mulai dari ribetnya pesan tiket kereta, riwehnya daftar online untuk pendakian hingga aku yang ga dapat izin hingga hari keberangkatan.
Memesan tiket kereta. Awalnya kita mau berangkat berlima saja yaitu hanjar, om yo, arif, sri dan aku. Setelah beberapa hari kang asep dan eca mau ikut juga akibat gak terima kalo cuman denger cerita saja. Beberapa hari kemudian lagi popi pengen ikut juga bareng temennya upay. Karena tiket diawal sudah habis akhirnya mereka yang ikut belakangan ngambil tiket sehari setelah kita. Dan setelah beberapa hari om yo ga dapat izin cuti akhirnya dia tuker keberangkatan dengan popi terjadilah refund yang penuh perjuangan hingga akhirnya om yo kang asep dan eca berangkat bareng dihari kedua. Just info kalau mau tuker tiket langsung ke tempat offline nya saja bawa identitas dan surat kuasa bermaterai dari yang punya tiket terus nanti minta petugasnya deh kalau kursi nya ditukar ama temannya. Mudah sebenarnya asal mau ngurusin.

Perjuangan untuk tiket berangkat sudah selesai. Drama berikutnya bernama daftar online. Ya daftar online itu harus mengisi semua personil dan detail. Jadi yang ngisi itu sri. Sri isi semua identitasnya setelah selesai lanjutlah ke step selanjutnya, dikarenakan ada yang kurang dia balik ke home sebelumnya dan jeng jeng identitas yang sudah susah payah dia ketik hilang akibat kelamaan nunggu data yang kurang 😅😅 buat isi ini form ampe dua hari ditambah drama bayar pendaftaran. Kita semua gak ada yang pake mbangking, sri yang baca info nya bilang transfernya harus via BNI. Seharianlah dia cari bank BNI yang ternyata letaknya itu pas deket kosn dia (*pusing pala deh) sungguh kelakuan yang ckck. Dan setelah baca ulang ternyata boleh transfer dari bank manapun (*ya salam) sri again ckck 😪

Drama ketiga bernama izin orang tua dan endingnya diizinin berangkat. Drama ini gak usah diceritain deh.

Pendakian pun dimulai. Meeting poinya itu di Basecamp Ranu pane. Setelah melakukan pendaftaran ulang kami di briefing oleh relawan setempat terkait pendakian, jalur dan cuaca. Kegiatan ini cukup baik dan menurut pribadi harus diikuti digunung manapun. Melihat saat ini pendakian itu sedang nghits-nghits nya, briefing terhadap pendaki itu bisa jadi serangkaian kegiatan dalam simaksi sebagai bekal dalam pendakian.

Setelah briefing kami berkumpul untuk berdoa. Yes, aku harus berdoa lebih khusyu. Entahlah mungkin karena masih tahap adaptasi dengan semeru atau masih was-was dengan orang dirumah  apa ini mountening snickness?? Gak tau lah yang jelas hati was-wa..hiks Tapii, aku berusaha tenang. Berusaha buat gak mikir negatif, ngobrollah sana-sini dan pas banget pas ngobrol sama popi. Dia dapat pesan dari temannya "nikmatilah lelah, jangan berfikir negatif" saat itu juga hati gueh tenang, yes tenang banget sampai gueh bisa berdoa dengan khusyu. Lanjutlah jalan sambil ngemut permen dari upay yang gak abis-abis kaya jalan setapak menuju pos 1. Lelah, kenapa jalur semeru gak indah ya? Padahal dari cerita yang didapat rakum itu indah? Mulai bete tapi nyoba hibur diri lagi. 

Berbincanglah sana sini.

"sri, semeru sri" 

Aku mulai mengingatkan sri, akhirnya kita bareng ke semeru tp feel yg tercipta itu datar banget. Padahal semeru itu mimpiku, mimpi sri, mimpi eca. Tapi beneran semua jadi biasa. Akhirnya yaudah aku ikuti aja alurnya. Terus jalan sampe pos2, pos3 dan sampailah kita dipinggiran ranu kumbolo yang katanya surga para pendaki hingga malam kita habisin dengan tidur.

Selamat pagi dunia. Dengan mood yang sama aku coba bangun feel pendakian yang biasa aku rasakan. Lanjut jalan ke Kalimati lewat tanjakan cinta dan mungkin alam buat aku jatuh cinta seketika mood pendakian kembali. Its amazing didepan mata ada sabana yang luas banget walau kering tapi tetep indah. Mencoba menyendiri, misah dari rombongan. Aku jalan dihamparan verbena yang kering. Liat keatas, ke kiri ke kanan. Takjub beneran. Rasanya pengen ke puncak juga terus sujud deh. Tapi aku harus inget just sampai kalimati ra.

Sampai ujung verbena ketemu arif, om yo dan kang asep. Ngebanyol lah ama mereka dan istirahat di Cemoro kandang sambil nungguin yang lain. Kemudian lanjut jalan sampai kalimati.

Habisin hari dikalimati. Masak-masak sampai diskusiin mau ke puncak atau engga. Siapa sih yang gak mau ke puncak?? Akulah contohnya. Kalau sampai ke puncak yang pertama aku lakuin itu sujud sambil nyium tanah atap tertingginya jawa. Yes beneran deh mungkin air mata juga bakalan banjir. Tapi keinginan gak selamanya harus diikuti bukan?? Tahan-tahan lah. Aku meyakini diri bahwa ada waktunya aku akan melakukan itu.
Pagi hari bermain dikalimati sambil mandangin mahameru. Pagi itu kecewa pasti terutama terlihat di wajah nya upay. Upay duduk disekitaran ilalang sambil mandangin mahameru kalau diajak ngobrol mimik wajahnya itu terlihat jelas sedih sambil ngomong next kesana. Kasian banget sama si upay. Next upay dan kita semua segera kesana yah.

Lanjut turun dengan feel yang lebih senang. Kali ini aku bisa merasakan bahwa tujuan pendakian itu pulang dengan selamat. Dengan segala resah saat berangkat akhirnya aku bisa sampai rumah selamat tanpa ada penyesalan aku perna memilih untuk berangkat.