Rabu, 10 Januari 2018

Suka duka jalan ke Pahawang


Sebuah perjalanan itu pasti ada suka duka nya. Bagaimana sulitnya mencapai satu destinasi, kesulitan-kesulitan mencari transportasi serta ketulusan orang-orang yang mau membantu. Dan aku menikmati setiap suka dan setiap duka itu. Perjalanan lampung merupakan perjalanan yang menyenangkan. Banyak banget pengalaman berharga yang aku dapat.

H-1 perjalanan aku dan sri sibuk mencari informasi untuk ke Pahawang Lampung. Aku jalan bersama sri dan adikku dede. Kami bertemu di Pelabuhan Merak. Dari Merak lanjut nyebrang pulau ke Pelabuhan Bakauheni dengan kapal penyebrangan.
Menyebrang pulau menggunakan kapal fery merupakan pengalaman pertama untuk sri. 

"wow akhirnya aku naik ini. Bahagia itu sederhana kak" ucap sri.

Sri pun merocos senang. Aku hanya menikmati sore hingga kapal menjauhi Pelabuhan Merak.

Banyak akses menuju Pahawang. Waktu itu kami sampai pukul lima sore di Bakauheni. Dengan pertimbangan kendaraan yang hanya sampai sore ke Pelabuhan Ketapang akhirnya kami cari akses lain yaitu naik travel dari Bakauheni menuju gudang garam di Bandar lampung lalu lanjut grab car ke Pelabuhan Ketapang. Ada hal yang tidak mengenakkan sebenarnya. Waktu naik travel kami ditawari harga lima puluh ribu tapi setelah kami sampai supir nagih enam puluh ribu. Aku pun emosi, menurutku travel ini gak jujur. Diawal deal berapa pas akhir bilang bukan segitu. Sempat adu emosi dan supir juga keukeuh akhirnya kami yang mengalah.

Selanjutnya perjalanan menuju Ketapang. Kabar buruknya pick up yang bisa mengantar ke Ketapang itu hanya sampai jam empat sore dan saat itu kami sampai jam sepuluh malam. Supir tadi menawari harga 300ribu sampai Ketapang. Aku bilang supir gila. Setelah mengucap terima kasih kita jalan dan mampir dulu makan bubur kacang ijo sekalian berunding mau cari alternatif apa ke Ketapang. Cek grab car akhirnya dapat dengan biaya 70ribu. Grab car pun mengantarkan kami. Sepanjang perjalanan supir grab membantu kami mulai cari atm sampai cari homestay untuk kami serta bercerita tentang daerah Lampung. Bapak grab ini baik sekali mau menemani kami menunggu sampai dijemput oleh pihak homestay. Khawatir katanya soalnya kita cewek bertigaan doang, di pelabuhan lagi 😅

Sebelum sampai kami memang sudah mencari penginapan dan direkomendasikan untuk menginap di homestay penyelenggara trip. Penginapan yang berada di dermaga 4 pelabuhan ketapang itu kalau dipikir-pikir fasilitas yang diberikan tidak sebanding dengan harga yang kita bayar. Tapi kita bisa apa hari sudah gelap gak mungkin cari penginapan tengah malam dengan kondisi kita cewek bertigaan doang. Kami pun beristirahat dilanjut besok untuk keliling pulau pahawang.

Dini hari kami dibangunkan oleh suara adzan yang terdengar lantang di jendela ternyata disamping penginapan kami ada musola yang speaker nya itu menghadap langsung ke kamar kami. Jam lima masih belum ada aktifitas diluar homestay. Tapi pemilik homestay sudah sibuk dengan mengisi air, aku tak tahu sumber air dari mana yang jelas pemilik homestay selalu menampung air-air nya.

Saat sibuk mempersiapkan untuk hari ini, tiba-tiba mas arif selaku penyelenggara open trip mengabari kita kalau homestay yang kita tempati harus segera dikosongkan karena ada kesalahan. Bahwa homestay kami telah lebih dulu di booking orang dan dia lupa. Wah demi apa yah siapa yang gak kesal kok gak profesinal sekali yah.
Akhirnya dede dengan emosinya marah-marah sama mas arif, dia minta tanggung jawab dari mas arif. Sampai akhirnya mas arif mau memberi solusi dengan cara kita di cari in travel ke kota bandar lampung dan nanti cari sendiri penginapan disana.

Aku, sri dan dede kecewa dengan pelayanan ini. Waktu itu ada bang rangga datang menenangkan kita dan sedikit membantu kita. Aku kecewa dengan orang lampung. Aku gak tau karakter orang lampung itu seperti apa. Supir yang tak tahu aturan, menggunakan cara tak baik dalam mencari uang dan penyelenggara trip yang tak profesional dalam mengelola trip. Bang rangga pun menengahi. Dia bilang orang lampung itu memang seperti itu. Tapi coba deh kamu respon dengan baik pasti mereka akan jauh lebih baik. Dan memang segalanya itu balik lagi ke kita yang nyikapi. Aku belajar untuk sedikit mengalah, mencoba berdamai dan ternyata mas arif itu asyik pas selesai acara. Salah nya aku gak bilang ke dia bahwa kedepannya jangan bersikap seperti itu mungkin kalau orang lain sudah marah dan menjelekkan travel dia sendiri.





Kesemua permasalahan aku lupakan. Aku jauh-jauh dari bogor untuk berlibur. Dan semuanya terbayar dengan pemandangan laut pulau pahawang, ditambah cuaca yang cerah plus kekayaan bawah laut. Walau snorkling belum sebaik yang lain tapi bisa bermain air dan melihat ikan-ikan serta terumbu karang adalah kenikmatan tersendiri.




Dan disaat kita melupakan sejenak permasalahan. Guide kami menawari kami menginap gratis dirumahnya. Sebenarnya heran sih baru kenal cuman kok tulus banget mau membantu kita. Dan sebelumnya pun kita ditawari menginap didaerahnya bang rangga. Bang rangga itu temannnya teman sri yang baru banget kita kenal saat insiden marah-marah sama mas arif. Aku merasa seimbang saja setelah duka itu ada orang-orang baik yang kita gak kenal disekeliling kita seperti bang rangga, guide kita bang anggi dan partnernya serta bapak grab car.

Perjalanan itu bukan selalu lancar dan bukan selalu tentang bagaimana kamu ketempat liburan tapi bagaimana setiap kondisi memberi pengajaran dan bisa kita ambil hikmahnya serra kamu bertemu dengan orang-orang baik. Menurutku itulah keasyikan perjalanan hingga saat ini aku hobi banget jalan.

Dan ending nya kami dapat nginap satu malam lagi di tempat temannya dede didaerah Pringsewu plus makan gratis pula dan bisa keliling-keliling pringsewu..hehe

Welcome 2018


Hari ke sepuluh ditahun 2018 sudah ku lewati tapi belum ada satu kisahpun aku ceritakan.

Akhir tahun 2017 aku habiskan bermain di lampung selatan tepatnya di Pulau Pahawang. Tidak, aku tak berencana merayakan pergantian tahun tapi aku memang senang bertualang. Berkunjung ke tempat yang belum perna ku jajahi adalah keinginanku. Keinginan-keinginan yang selalu aku jaga disetiap tahun.

Suka duka perjalanan ketika itu menjadi akhir di 2017 serta mengawali bagaimana suka duka kelak di 2018.

Perjalanan lampung teramat spesial. Perjalanan yang tidak direncanakan. Ketika itu aku ditemani sri sahabatku dan adikku dede. Mereka adalah orang-orang yang sering sekali menemani perjalanan di 2017.

Perjalanan yang penuh pembelajaran. Aku belajar untuk berani, mencoba keluar dari zona nyaman. Berfikir baik saat jalan. Dan benar ditengah perjalanan kami selalu dipertemukan dengan orang-orang tulus serta baik.