Sabtu, 21 April 2018

Syura di S(y)urabaya 😂


Merencanakan perjalanan selalu menjadi hal yang totalitas aku lakukan.

"kak, jalan yuk. Kemana aja yg penting jalan" ajak indri dan dengan kecepatan tercepat ku balas "kuy"

Semalaman ngebahas kita bakalan ke labuan bajo sampai selesai di cancel gara-gara kita cuman bisa cuti bentar, kalau pilih naik pesawat biayanya gak memungkinkan seperti biasa ada waktu gak ada uang, kalau biayanya di hemat-hemat waktu nya yang gak cukup. realita karyawan yang punya jatah cuti dikit dan manfaatin weekend 😂

Hari itu juga seliweranlah kabar citilink buka rute baru yaitu cgk-byi demi apa langsung liat disitusnya dan cari info bookingnya. Ternyata open ordernya dua hari lagi. Setelah nunggu dua hari dan mau booking tetiba tiket langsung abis. Aku merasa tertipu apa mimpi sih?😑

Okai, gak dapet penerbangan banyuwangi bukan suatu problem kita gak bisa kesana. Aku dan indry sudah terlanjur menetapkan banyuwangi sebagai tempat yang akan kami kunjungi. Dan dapatlah tiket kereta senen-gubeng 100 ribu.

Kami barengkat ke surabaya dulu naek kereta lalu ke banyuwangi. Dan gak mau rugi karena dapet ke Surabaya akhirnya kita putuskan buat explore Surabaya dulu seharian untuk sekedar nyicip kuliner atau jalan-jalan.

Tentang kota Surabaya. Hal pertama yang aku ingat tentang Surabaya adalah walikotanya. Dia adalah ibu Tri Risma. Sosok yang mengagumkan dan panutan. Beredar gosip katanya ibu risma itu yang membawa kota surabaya sebagai kota terbaik se Asia loh. Perna juga dapat penghargaan sebagai ideal mother award 2016 yang di adakan di Kairo dan beberapa penghargaan lainnya terkait kota. Itu semua berkat kesuksesannya memimpin surabaya. Dan setelah melihat langsung kota Surabaya menurutku memang bu Risma berhasil menata kota disana. Itu bisa aku rasakan dari fasilitas kota hingga tata kota nya. Di kota cukup rapih ini sih masih perbandingan dengan beberapa kota yang perna disinggahi saja.😁

Setelah sampai Surabaya langsung main ke Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Pahlawan yang berada dibelakang tugu. Masih bawa kerir satu pintu akibat belum dapat penginapan kita pun jalan aja PD. Hari itu banyak gerombolan anak SD sedang berkunjung. Sampai loket nitipin kerir, kita pun jalan bareng gerombolan anak SD dan liat-liat isi museum.

Museum Tugu Pahlawan Surabaya terbagi menjadi dua lantai. Di lantai 1, pada bagian tengahnya ada monumen besar yang menceritakan gigihnya semangat para pejuang saat mereka berada di medan perang.
Di dalam monumen ada benda-benda koleksi memorabilia dari beberapa pahlawan Nasional, seperti HR. Mohammad. Di sini juga terdapat patung peraga yang menceritakan tentang suasana warga di Kota Surabaya saat memdengarkan siaran radio. Siaran ini berisi pidato yang berisi semangat untuk melawan dan menolak ultimatum dari Tentara Sekutu biar arek-arek Suroboyo menyerahkan diri gitu. Di tempat ini juga di tampilkan beberapa foto lama mengenai Kota Surabaya di masa kemerdekaan.

Di sini juga di pajang benda koleksi berupa tiga pucuk bambu runcing. Bambu runcing ini yang disimpan di dalam etalase kaca. Bambu runcing ini adalah cerminan dari semangat juang arek-arek Surabaya untuk melawan tentara sekutu.

Museum Tugu Pahlawan ini juga di lengkapi dengan ruangan yang berisi diorama. Terdapat 4 diorama yang berisi adegan yang menceritakan berbagai kejadian sejarah dan perjuangan arek-arek Suoboyo pada tahun 1945 di Kota Surabaya.

Untuk Lantai 2 terdapat koleksi museum yang memajang foto-foto lama tentang Kota Surabaya, jenis senjata-senjata tempur yang telah dipakai pada masa perjuangan dan ragam benda yang merupakan peninggalan dari Bung Tomo. Yang unik, di tempat ini juga dapat di jumpai koleksi berupa tiruan dari lembaran-lembaran kertas yang berisi tentang ulitimatum dari tentara Sekutu kepada pejuang di Kota Surabaya agar menyerahkan diri dan tidak mengadakan perlawanan.

Di dinding ruangan ini juga terdapat beberapa lukisan yang bertemakan perjuangan. Di lantai 2 ini juga terdapat dua ruangan yang isinya berupa diorama-diorama dari perjuangan arek-arek-suroboyo. Dan hebatnya diorama ini bisa diperagakan dengan enam bahasa salah satunya bahasa indonesia, inggris dan malaysia.

Menurit pribadi Museum Pahlawan adalah museum terbaik dari beberapa museum yang pernah dikunjungi.

Terakhir di Surabaya bisa berkunjung ke acara Mlaku-mlaku nang Tunjungan pada malam hari. Sebuah acara tahunan mengenai peragaan beberapa hasil UKM di sepanjang jalan Tunjungan. Enaknya aku bisa menyicipi makanan khas Surabaya dan hasil kerajinan serta seni daerah. Ibarat mendayung dua tiga acara terjamah 😁