Selasa, 21 Februari 2017

Tentang buku "Second Chance"


Buku ini berjudul "Second chance" atau lampaui batasmu ditulis oleh rago, irfan, fajar. Jika kamu menyukai tentang motivasi pasti buku ini menjadi sederetan buku yang akan kamu baca. Jika kamu seorang pendaki pasti kamu tak asing dengan salah satu penulisnya.  

Ramadhan irfan, seorang pendaki yang berhasil mendaki puncak tertinggi jawa dengan keterbatasan kakinya. Dan jika kamu perna mendengar namanya di acara seminar motivasi pasti tahu bagaimana kisahnya. Yups dikenal dengan kata motivasi andalannya sekaligus karya pertamanya "tabah sampai akhir" menguatkan keyakinan seorang irfan untuk berjuang dalam kehidupan.

Aku sangat respect dengan buku "second chance". Hati seperti apa yang para penulis miliki sehingga mereka bisa berjuang dan tetap bertahan dalam hidup. 
Membaca kisahnya pasti membuat aku menangis. Bagaimana tidak?  Musibah yang menimpa ketiga penulis menyebabkan mereka memiliki keterbatasan, terkucilkan, terdeskriminasi. Tetapi justru keterbatasanlah yang membuat mereka bangkit.

Rago, kecelakaan yang hampir merengguk nyawanya. Ia jatuh dari ketinggian lima belas meter dari atas tebing karst di daerah Padalarang, tempat latihan Komando Pasukan Khusus (Kopassu) Indonesia. Yang menyebabkan tangan kanannya lemah tak berfungsi. 

Ramadhan irfan musibah yang menimpanya saat ia melakukan kegiatan climbing ia terempas dari ketinggian sepuluh meter papan panjat di kampusnya yang menyebabkan ia mengalami kelumpuhan dibagian kaki hingga saat ini ia berjalan menggunakan tongkat.

Fajar, kecelakaaan motor yang menimpanya membuat saluran pembuangannya rusak dan menyebabkan pembuangannya dibantu menggunakan kantong.

Bagaimana perjuangan mereka untuk bertahan?? 
Niat mulia mereka adalah bagaimana memotivasi setiap orang yang memiliki kekurangan untuk senantiasa berjuang, bermimpi dan bertahan serta mereka ingin menghapuskan deskriminasi terhadap para penderita cacat dan memberikan motivasi bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk bermimpi.

Buku ini kaya akan semangat. Rasanya diri ini benar-benar dibuat malu oleh semangat mereka. Buku ini penuh syukur,  kelebihan yang kita miliki seharusnya membuat kita bisa lebih baik lagi dan betapa Allah maha baik atas yang diberikan pada manusia. Apa lagi kesempatan kedua untuk hidup yang diberikan Allah pada ketiga penulis. 

Jangan lelah untuk berbuat kebaikan, jangan lelah untuk bermimpi karena Allah bersama orang yang berbuat baik dan bersama orang yang mau melakukan perubahan kearah yang baik. 

Sekian. 

Tulisan ini bukan resensi buku, ini hanyalah pendapat pribadi dan rasa yang aku dapat setelah membaca buku ini.

Salam. 

Tidak ada komentar: