Sabtu, 31 Desember 2016

Camping di Bukit Alesano

"Pengen liat bintang" ajak nur temanku.
"Pengen berburu sunrise" jawabku
Akhirnya Kamipun merencanakan berwisata kesekitaran bogor untuk liat bintang dan berburu sunrise.
Nur merekomendasikan camping dibukit Alesano, Cijeruk, Bogor. Sebuah bukit dikaki gunung salak, kabupaten Bogor dengan view lanscape kota bogor dan sigagah gunung gede-pangrango.
Setelah persiapan selesai aku, nur, atha dan dabuy meluncur menuju bukit alesano.
Perjalanan kami tempuh menggunakan motor ke arah cihideung dari kota bogor. Setelah sampai di Dapur Warso lurus terus sampai pertigaan belok kanan. Ikuti jalan sampai Balai Penelitian Embrio ambil kiri. Jalan menuju camp ground beberapa sudah diaspal. Jalannya pun menanjak. Kendaraan roda empatpun bisa masuk camp ground setelah mendekati basecamp jalanan terlihat rusak, ini bagian yang belum diaspal. Motor kamipun kesulitan untuk dikendarai alhasil aku harus berjalan sampai basecamp #nasip

View Gede-Pangrango

Semesta kembali memperlihatkan keindahannya. Aku selalu terpukau dibuatnya. Apa yang lebih indah selain jeda menikmati semesta??
Gunung gede-pangrango terlihat megah dari bukit ini.
Sampai di area camp kami bergegas mendirikan tenda. Sambil menunggu tenda beres akupun membuat minuman hangat. Ada hal bodoh sih yang aku lakukan. Jadi aku itu masak air panas sekitar 750ml setelah mendidih aku bingung bikin minumnya  bagaimana? karena gelasnya kecil-kecil dan gak ada termos karena pikirku biar airnya gak kebuang yaudahlah aku masukin langsung aja dua sachet good day ternyata dabuy liat aksi aku ini dan merespon
"baru kali ini gueh liat bikin kopi langsung dinesting, kebanyakan itu airnya"
Semua terdiam..
lalu merekapun tertawa.
Sebenarnya bingung ini air mau dikemanain yaudah aja good day nya langsung dimasukin alhasil encer banget dan gak ada rasanya
Yaudahlah itu good day hambar aku tambahin kopi dan gula biar rasanya beda dan alhamdulillah lumayan enak.. Tersajilah kopi sebanyak setengah botol aqua 1,5 L siapa juga yang mau ngabisin sebanyak itu?? Ckck

Good day encer

Hari semakin gelap, sore itu langit begitu pelit karena tak membolehkan matahari menyinari tubuh bumi sedikitpun tak dibiarkan matahari mengintip untuk sekedar menyapa kami.
Setelah selesai berbenah dan sholat tak banyak hal yang kita bisa lakukan selain menunggu langit mengizinkan bintang untuk sekedar menyapa kami. Hanya masak dan curhat yang bisa kami lakukan.
Di bukit Alesano ini kita bisa lihat lanscape kota bogor dimalam hari sepeti bintang dilangit, berkelap-kelip akibat sinar lampu.

Kota Bogor

Malam itu begitu indah tapi sesekali kabut datang hingga membuat pandangan putih. Kamipun hanya bisa masuk tenda dilanjut curhat
Malam itu sesekali gerimis karena kabut. Anginpun bertiup kencang. Sesekali kami tengok keluar apakah bintang muncul atau rembulan mengintip tetapi hasilnya nihil. Langit benar-benar sedang kikir.
Bukit alesano, malam itu ramai pengunjung. Mereka benar-benar ingin berburu bintang dan sunrise.
Kamera dan tripot sudah terpasang tapi sepertinya semua sia-sia. Petikan gitar dan lelagu yang bisa mereka nyanyikan. Aku pun terlelap kala lagu iwan fals didendangkan.



Tepat pukul 05.00 WIB nur membangunkanku untuk sholat subuh. Kamipun keluar tenda. Orang-orang sudah berdiri rapih lengkap dengan kamera menanti keindahan sang mentari terbit. Tapi sepertinya langit akan seperti malam tadi meskipun cuaca sudah cerah tapi mendung menggelayut dilangit. Kota bogor masih terlihat romantis dengan sinar lampunya. Semakin pagi semburat merah sedikit menghiasi langit. Pagi itu langit tetap mempesona. Lukisan yang tak ada duanya. Aku tetap kagum dan bersyukur.


Note: Gak banyak foto akibat banyak curhat. Terima kasih Nur, Atha dan Dabuy untuk camping ala-ala nya :)

Jumat, 16 Desember 2016

Perayaan muang jong di Belitung



Malam itu kami begitu tak sabar karena esok kami akan menyebrang ke pulau lengkuas.
Percakapan via wa pun terjadi dengan bang irman salah seorang teman abangku yang akan mengantarkan kami esok hari.
"Dik, abang baru dapat kabar besok gak boleh nyebrang karena ada perayaan adat muang jong"
Chat terakhir masuk dari bang irman. Cuman bisa bales dengan emot nangis
Sedihlah kami semua. Demi apa yah awalnya dateng kebelitung disambut dengan cuaca cerah dan dipertengahan jalan hujan sejadi-jadinya terus mau ke musium kata tapi tutup, gagal kepantai karena hujan deras dan terakhir gak nemu sunset. Kami kira udah lengkap kesedihan kita hari ini eh malem malah dapet kabar gak bisa ke lengkuas.
Kenapa kita pengen ke lengkuas?
Jadi pulau lengkuas itu salah satu pantai yang indah dibelitung, buat snorklingpun bagus apalagi sekedar santai-santai. Keindahannya semakin lengkap dengan adanya mercusuar yang dibangun pada masa penjajahan belanda. Dari atas mercusuar kita bisa lihat keindahan laut belitung mulai dari kapal dan bebatuan yang berjejer, hijaunya air laut serta hamparan pasir putih.
Akhirnya kami pasrah dengan hari esok sebagai gantinya kami minta dibawa kepantai-pantai indah lainnya.
Pagi sekali kami mempersiapkan untuk hari ini. Kami dijemput jam 8 tapi sedari jam 6 kami sudah rapi demi jelajah belitung..ahaha
Jam 8 bang irman pun menjemput kami. Tujuan pertama kami adalah ikut menyaksikan acara muang jong. Sebenarnya keuntungan buat kami karena bisa mengikuti acara adat didaerah ini, jarang-jarangkan buat ikut acara adat biasanya ada waktu khusus seperti saat ini.
Muang jong diadakan didaerah pantai kelayar.
Muang Jong berarti melepaskan perahu kecil ke laut. Perahu kecil tersebut berbentuk kerangka yang didalamnya berisikan sesajian. "Ancak" yaitu rumah-rumahan juga berbentuk kerangka yang melambangkan tempat tinggal. Tradisi budaya ini secara turun-temurun dilakukan setiap tahun oleh masyarakat Suku Sawang di Kabupaten Belitung menjelang musim Tenggara, sekitar bulan September atau oktober. Dimana angin dan ombak laut pada bulan tersebut sangat ganas dan mengerikan. Ritual Muang Jong dengan bertujuan memohon perlindungan agar terhindar dari bencana yang akan menimpa, terutama di laut.
Mobil berjalan menuju pantai ternyata suasana pantai pagi ini cukup ramai. Masyarakat sudah berkumpul untuk menyaksikan acara ini.
Acara diawali dengan pembukaan seperti drama musikal menceritakan kehidupan masyarakat zaman dahulu.
Lalu pelepasan kapal-kapal ketengah laut.


Kami berhamburan, berlari menaiki kapal setelah selesai melepaskan kapal kami pulang ketepian untuk menikmati hidangan masakan belitung yang disiapkan pemerintah daerah untuk para peserta mung jong.


Selamat makan

Sabtu, 22 Oktober 2016

Menikmati hari diNegeri Laskar Pelangi


Betapa tak sabar rasanya untuk travelling ke belitung, sebuah negeri laskar pelangi dikenal karena novel dan film ini berlatar tempat dibelitung. Sebuah pulau impianku, pulau kecil tapi ribuan pantai nan indah mengelilinginya.
Saat menginjakkan kaki dibandara DJ Hanandjudin, aku merasakan udara yang cukup hangat dan semesta menyambutku dengan gerimis kecil yang malu-malu. kemudian ia urung untuk membasahiku sepertinya gerimispun ingin benar-benar mempersilahkan aku menikmati daerah ini. Lalu hangat pun mempersilahkanku.
Bandara yang tak cukup luas ini begitu hening. Tak banyak aktifitas setelah selesai bongkar muat barang. Hanya ada pesawat yang aku tumpangi yang menepi. Meskipun sepi tetapi hatiku begitu riang gembira karena pada akhirnya aku bisa benar-benar menginjakkan kaki dibelitung.
Aku bersama dua rekanku gina dan salwa menunggu dijemput oku dan opik mereka adalah adik dari teman abangku.
Mobilpun berjalan menuju belitung timur daerah manggar. Destinasi pertama kami ingin mengunjungi replika SD Muhammadiyah didaerah Gantong yang dibangun hasil dari film Negeri Laskar Pelangi.
Perjalanan kami tempuh selama satu jam. Setetes demi tetes air hujan turun membasahi jalan. Lama kelamaan tetesan itu membabi buta seolah langit sedang menangis sejadi-jadinya. Kamipun diam seketika.
Bagaimana cara kami menikmati hari ini?? Hujan semakin menjadi.
Resah rasanya tapi oku tetap mengemudikan mobil sampai tempat tujuan.
Sekejap aku termenung tujuan kita masih didepan kenapa harus resah? Disini memang hujan tetapi setelah hujan ada kemungkinan muncul pelangi? Lamunanku semakin mendalam. Jika tentang kehidupan dihampiri oleh kesulitan seharusnya kita tak boleh menyerah, berusaha saja sampai satu tujuan tercapai karena kemungkinan yang indah itu ada.
Dan mendekati daerah gantong jalan yang basah berubah kering ternyata disini tak hujan seolah melihat terang setelah gelap.
Sampai juga di replika SD Muhammadiyah disini benar-benar kering meski langit mendung tapi kami tidak mau kehabisan moment.


Seolah masuk ke bagian film laskar pelangi. Berlari-lari didepan sekolah. Tiba-tiba segerombolan ibu-ibu datang entah rombongan dari mana dan yang membuatku surprise adalah ternyata mereka membawa bu muslimah salah satu tokoh yang ada di novel laskar pelangi seorang ibu guru yang berperan dalam mendidik anak-anak sd muhammadiyah serta sosok berarti penulis Andrea Hirata. Meski lihat dari kejauhan aku cukup senang :)


Setelah puas berfoto kami melanjutkan perjalanan menuju musium kata andrea hirata. Haripun semakin gelap tak terasa gerimis mulai turun. Setelah sampai di musium kata kami disambut dengan pemandangan rumah berwarna pelangi dihiasi kata-kata motivasi terbaik dari andrea hirata. Semakin tak sabar untuk masuk. kami melihat-lihat dari luar karena masih banyak pengunjung kami beristirahat dahulu dan sholat dzuhur.
Setelah selesai kami mulai mendekat ke arah musium. Sembari melihat-lihat tulisan-tulisan motivasi dari Andrea Hirata. Ketika kami hendak masuk kedalam kami diberi kabar kalau musium tutup karena sedang renovasi. Rasanya sedih tidak bisa melihat-lihat hasil karya andrea hirata. 

Salah satu bagiam dari musium kata

Hujanpun turun dengan derasnya kamipun berlarian menuju mobil. Lengkaplah kesedihan kita cuaca benar-benar membuat galau. Kamipun bingung dengan hujan ini tak banyak tempat bisa kita singgahi kalaupun ke pantai tidak bisa meikmati pemandangannya. Mau nyebrang pulau pun bahaya.
Seolah pasrah dengan cuaca kamipun memutuskan untuk mencicipi kuliner khas belitung. Seolah bang oku dan bang opik merasakan aroma kekecewaan akhirnya mereka mengajak kami makan disalah satu tepat makan yang unik dan cukup diminati oleh wisatawan yang berkunjung kebelitung yaitu warung belitung timpo doloe makanan yang ditawarkan khas belitung ada gangan kepala ikan, otak-otak ikan khas bangka, rendang kerang dan lainnya tak lupa kami memesan minuman khas belitung yaitu es jeruk kunci ini menyerupai jeruk peras tapi perbedaannya dari keasamannya. Jeruk kunci lebih asam dan bijimya pun lebih besar.


Setelah puas makan kami habiskan senja di pantai Tanjung Pendam. Dipantai ini adalah sunset terbaik yang bisa kita lihat. Kami berkeliling mencari spot terbaik untuk menikmati matahari tenggelam ke peraduannya. Seolah sunsetpun ingin melengkapi kekecewaan kita ia pun enggan untuk memperlihatkan pesonanya. Hanya semburat jingga yang terlihat.


Tapi tak mengapa bisa berada dibelitung pun sudah menjadi kepuasan sendiri.
Tuhan terima kasih kau masih memberikanku kesempatan untuk berjalan menjelajahi negeriku yang amat indah.

Minggu, 04 September 2016

Pengalaman tidur saat jalan-jalan

Stasiun lempuyangan, yogyakarta
Backpacker adalah kegiatan bepergian menggunakan ransel tapi beberapa kenalnya jalan-jalan murah, jalan-jalan gembel, nebeng-nebeng apalah pokoknya banyak versinya. Tapi tulisan ini bukan ceritain backpacker nya melainkan pengalaman penulis tidur di bandara, stasiun dan terminal saat bepergian ala-ala backpacker. *gaknyambungkan* biarin aja sih, yang penting penulis bahagia *apalagideh* ahaha
Yaudah to the point aja yah..
Begitulah kisah nya..
Lah, belum juga bercerita *ditimpukdaypack*
Oke jadi pengalaman pertama yaitu saat tidur di terminal mendolo, wonosobo. Jadi waktu mau jalan-jalan ke dieng kebetulan bis yang saya naiki sampai mendolo jam 04.00 nah aktifitas disini dimulai sekitar setengah 6 kebayangkan sepinya ini terminal untuk toliet dan musola 24 jam jadi kita bisa istirahatlah dimusolanya. Warung dan toko masih pada tutup. Bahkan alfamart juga masih tutup pokoknya masih heninglah yah.
Pengalaman kedua waktu ke bali, aku perna tidur dibandara loh *gakadaygtanya* pesawat yang aku tumpangi sampai pukul 01.00 di bandara ngurah rai. Secara backpakeran jadi belum punya penginapan. Jadilah kita numpang tidur ampe matahari terbit. Awalnya kita diem dimusola didalem bandara tapi ternyata kita diusir bapak satpam tapi bae nya dia rekomendasiin musola diluar yaudah kita langsung kesana aja. Bahagianya toiletnya 24jam, tepat wudhu didalem musola terus aliran airnya juga deres. Tapi gak enaknya ternyata yang bernasib seperti kita bukan kita doang ada beberapa ibu-ibu dan mbak-mbak yang tidur dimusola juga. *lapaktidurberkurang* info tambahannya bandara ngurah rai sendiri buka 24 jam jadi fasilitas didalam bandara beberapa masih pada buka.
Cerita yang ketiga, aku perna tidur dihalaman stasiun senen waktu pulang backpackeran dari yogya karena kereta kita nyampe senen pukul 01.00 WIB dan gak ada kendaraan yang bersahabat ama kantong yaudalah kita berinisiatif tidur distasiun dan seperti biasa yang bernasib seperti kita bukan kita doang mungkin ini seluruh penumpang kereta yang tadi kita naikin kali ya..wkwk
Yaudahlah kita cari lapak yang enakeun pokoknya kondisinya kaya penampunganlah yah, tampang dekil, tidur tanpa alas beneran gembel. Harus berbagi lapak ama yang lain. Dan gak enaknya toilet dan musola distasiun senen tutup jam 22.00 WIB buka lagi pukul 05.00 WIB ditutupnya beneran dikunci kebayangkan kalau kebelet gimana coba?? Kalau buat makan minum dihalamannya ada seven eleven dan alfa yang buka 24 jam.
Itu beberapa pengalaman penulis tidur dibeberapa tempat singgah tranfortasi.
Happy traveling.

Minggu, 21 Agustus 2016

Gunung api purba & embung nglangeran: ego yang terkalahkan

"Kalau ke api purba berapa lama pak?"
Tanyaku pada pak agus sopir yang akan mengantarkan kami explore gunung kidul.
"Sekitar satu jam kalau mau api purba dulu, becici, mangunan baru pantai" saran pak agus
"Baik pak kami ikut saja bapak yang tau daerah sini :)"
Perjalanan kami tempuh selama satu jam dari kota jogya. Keluar dari kota jogya kami memasuki perbukitan. Sepanjang jalan kami dimanjakan dengan hamparan pepohonan hijau yang menyejukkan. Melewati bukit bintang yang katanya kalau malam menyerupai bintang-bintang dilangit efek dari lampu-lampu sebenarnya dan ada spot gardu khusus untuk menikmatinya. Jalannya hampir mirip dengan jalan menuju puncak dari kota bogor. Berbelok, menanjak dan kanan kiri pepohonan sesekali diatas bukit kami dimanjakan dengan hamparan pepohonan.
Sesampainya dipertigaan kami ambil kiri menuju api purba. Mulai memasuki jalan menanjak kami disuguhi perbukitan hijau, tebing-tebing batu dan persawahan. Kami pun melewati pemancar tv indosiar dan rcti. Bebatuan api purba mulai terlihat. Saat ini gunung api purba sudah menjadi tempat wisata yang dikelola.
Gunung ini berbentuk bongkahan batu andesit raksasa membentang sekitar 800 meter dan setinggi 300 meter ini mulai banyak menarik perhatian para wisatawan.
"Mau naik api purba atau embung nglangeran?" Tanya pak agus
Kami pun berdiskusi untuk naik atau menikmati pemandangan nglangeran dari embung.
Seperti biasa gejolak hati ketika berada disuatu tempat apalagi gunung pasti pengen sampai puncaknya. Penasaran apa yang ada diatas dan setelah diatas pasti lebih menyenangkan lagi melihat kebawah.
"Eh tapi kalau ada apa2 gimana? Secara gak ada guide. Gak bawa perlengkapan. Yang dikenakan pun gak cukup safety." Perdebatan pikiranku
Setelah berunding bersama kedua teman ku (eka dan tria ) serta menenangkan nafsu ingin nanjak kamipun mengambil keputusan.
"Ke embung aja yuk." Ajakku
Yang lainpun sepakat. Kamipun lanjut ke embung.
Sebenarnya ingin naik ke api purba tapi karena gak ada guide, perlengkapan gak lengkap dan ternyata rombongan yang naikpun cuman satu rombongan ya sudahlah mungkin next bisa balik lgi buat merasakan puncaknya.
Lanjutlah kami melewati pintu masuk api purba menuju embung.
Sedikit info dari pak agus yang unik di pegunungan Nglangeran ini adalah masyarakat yang tinggal di puncak gunung ini, KK nya atau kepala keluarganya semuanya harus berjumlah 7 KK saja. Lokasinya di tlogo Mardidho, dusun Nglanggeran wetan. Masyarakat setempat yang mendiami tempat tersebut meyakini dan mempercayai aturan yang sudah turun menurun dari sesepuh bahwa penduduk yang mendiami tempat ini harus berjumlah 7 KK saja. Jadi sampai saat ini rumah yang berada di tempat ini hanya terdiri dari 7 rumah saja.

"Welcome embung!"


Kesejukan pagi di nglanggeran bisa kami rasakan betapa syahdu pagi ini. Terpukau melihat kemegahan gunung api purba. 

Gunung api purba
Dinamakan purba mungkin karena bebatuan kali ya, jadi kaya model zaman purba, pikirku.
Embung adalah istilah yang digunakan oleh orang Jawa untuk menyebut telaga buatan yang fungsi utamanya adalah sebagai sarana pengairan. terletak sekitar 1,5 km di “belakang” Gunung Api Purba Nglanggeran yang sudah tersohor itu. 


Untuk mencapainya, kami harus mendaki puluhan anak tangga yang berkelak-kelok. Sebelum dibangun menjadi embung dan diresmikan oleh Sultan HB X pada 19 Februari 2013, tempat ini dulunya adalah sebuah bukit bernama Gunung Gandu. Bukit tersebut lantas dipotong dan dikeruk, kemudian dijadikan telaga tadah hujan supaya bisa mengairi kebun buah rakyat seluas 20 ha yang ada di sekitarnya. Selain berasal dari air hujan, embung ini juga menampung air dari Sumber Sumurup yang terletak di Gunung Nglanggeran.
Setapak demi setapak kami naiki anak tangga dengan penuh semangat. Setelah sampai di atas embung tak lupa kami abadikan keindahan ini. Hal yang selalu aku lakukan adalah merekam dengan baik semesta nglangeran dengan mataku. Kurasakan benar-benar udara sekitar.
Semesta memang indah.
Anugerah tuhan.
Terimakasih tuhan atas kesempatan untuk berpetualang ketempat seperti ini.
Ditengah keasyikan kami menikmati pemandangan ini. Setetes demi tetes air hujan turun kemudian berubah deras. Kamipun berlarian menuju gajebo. Betapa bersyukur diri karena kami tak jadi naik gunung api purba. Apa jadinya kalau kami naik? Mau berteduh sepeti apa? Jalannya pun batu, pasti licin.
Syukurku karena bisa melawan keegoisan diri.
Setelah reda kami pun bergegas untuk mengabadikan kembali kemegahan api purba walau ditemani rintik hujan.
Setelah selesai kami pun memutuskan untuk turun dan hujanpun semakin deras.
Terima kasih semesta aku bisa belajar kembali mengalahkan ego. Bernostalgia dengan alam. Semoga bisa kembali dan merasaka puncak api purba.

Kamis, 18 Agustus 2016

Travelling ke jogya



Ketika menginjakan kaki di yogyakarta. Aku melihat becak-becak berjejer ditepi jalan menawarkan jasanya untuk mengantar ketempat tujuan.
Hari itu pukul 19.30 kami sampai di stasiun lempuyangan, yogyakarta. Jika ingin ke yogyakarta menggunakan transportasi kereta, stasiun yang dituju adalah lempuyangan.
Kami naik becak menuju malioboro. Untuk penginapan bisa mencari didaerah malioboro. Didaerah ini banyak penginapan untuk para pendatang yang ingin berwisata diyogyakarta. Mulai dari hotel murah sampai berbintang, losmen atau homestay.
Kami menginap didaerah sosrowijayan II suasana disini mengingatkan saya saat backpakeran dibali. Banyak bule dan pejalan. Terdapat beragam tempat makan. Terdapat jasa-jasa travel ke tempat wisata diseluruh yogyakarta.
Jalan-jalan disekitaran malioboro sudah menjadi tradisi pejalan diyogya. Kita bisa menikmati malam disini sambil makan gudeg, minum kopi joss, menikmati wedang ronde, berfoto di tugu dan keliling malioboro menaiki andong atau becak. Bisa juga keliling kota menggunakan trans yogya.
Yogya terkenal dengan kesenian tradisionalnya, keramahan penduduknya, batiknya.
Malam kami habiskan menikmati jalana malioboro.


Setelah puas berjalan kamipun pulang kepenginapan bersiap untuk explore yogya dan beristirahat.
"Byur"
Hujan turun dengan derasnya. Kulihat jam tanganku menunjukkan pukul 3 pagi.
Masih dini hari tapi hujan deras sekali, semoga esok hari cerah dan bersahabat dengan trip kami.
Pukul 5 kami sudah siap-siap, masih harus menunggu terang untuk menghubungi penyewaan mobil.
Hujanpun belum reda, aku khawatir kami tidak bisa menikmati trip hari ini. Tepat pukul 6 kuhubungi rental mobil yang kudapat dari selebaran.
"Pak, sewa mobil? Untuk hari ini apa masih ada?" Tanyaku
"Ada, 600 ribu ya"
Diselebaran 350ribu pak"
Tuuut
Telpon pun terhenti
Kupikir karena mendadak dan terlalu pagi jadi sibapa malas meladeni kami..ahaha
Tidak berputus asa kami pun cari rental ke luar. Kucoba dipenginapan katanya ada info penyewaan mobil juga. 5 menit kami mencari sang pemilik penginapan ternyata kamarnya kosong..hmmm..ckck
Sudahlah kita jalan saja siapa tau dapat dijalan.
Dan benar, benar rezeki anak sholehah ya..ahaha
Baru keluar penginapan bapa-bapa yang sedang asyik duduk sambil ngerokok menawarkan sewa mobil. Dia kasih 600rb juga karena kita cuman bertiga dan harga itu terlalu mahal lalu terjadilah tawar menawar sampai harga 500 ribu sebenernya sih pengen 400 ribu tapi gak dikasih..ahaha
Setelah deal kamipun mengawali trip menjelajahi gunung api purba nglanggeran daerah gunung kidul..
(Bersambung)

Minggu, 31 Juli 2016

Moment buatku


Hari ulang tahun memang selalu spesial entah itu kejutan, hadiah atau ucapan..
Aku memaknai ulang tahun selalu spesial.
Mengapa??
Bukan karena kejutan, hadiah atau ucapan.
Tetapi seutai kalimat suci yang diucapkan pada ku. Harapan berharga seseorang untukku.
Ialah DOA
Betapa suci doa yang terlantun dari seseorang kepada yang sedang ulang tahun. Suatu harapan terbaik yang diucapkan. Teramat sederhana tetapi ia naik kelangit berharap turun kebumi memberkahi seorang anak manusia diusia yang barunya.
Terima kasih untuk semuanya terutama DOA yang sederhana.

Sabtu, 23 Juli 2016

Gunung lembu: syahdu untuk melepas rindu


Kali ini aku join trip gunung lembu bersama komunitas yang baru banget berdiri "the lestari family" jalan kali ini hanya ingin melepas rindu karena sudah lama banget gak nanjak.
Gunung lembu berada di daerah purwakarta berdekatan dengan gunung parang, gunung bongkok dan beberapa perbukitan serta dikelilingi oleh waduk jatiluhur yang membuat suasana diatas gunung terlihat indah.
Untuk menuju gunung lembu dari bogor bisa dijangkau dengan naik kereta dari stasiun jakarta kota sampai stasiun purwakarta. Dari stasiun purwakarta bisa charter mobil ke basecamp gunung lembu.


Perjalanan menuju basecamp cukup menantang karena jalannya yang naik turun, belok-belok dan kanan kiri kadang sawah, kadang jurang. Sesekali terlihat waduk jatiluhur dan perbukitan.
Sampai dibasecamp lanjut simaksi. Udara digunung lembu tidak begitu dingin. Tanahnya pun berbatu besar. Tetapi pohon-pohon hijau menjelaskan bahwa ini gunung..hehe
Aku kenalan dengan orang baru di trip ini. Seperti biasa aku beberapa kali ikut trip orang tanpa mengajak teman alasannya karena aku ingin kenal dengan teman baru dan tak ingin bergantung pada teman yang sudah ku kenal.
"Ayo foto-foto" 
Ajak salah satu teman guna mengabadikan moment
Setelah siap semua kami lanjut tracking menuju area camping.
Tik.. tik..
Byuuur..
Gak disangka hujan turun dengan derasnya kita pun harus berhenti dan memakai jas hujan. Sialnya aku lupa nyimpen jas hujan dimana. Usaha ngodok-ngodok keril membuahkan hasil. Jas hujan yang ketemu buru-buru ku pakai. Tapi bajuku sudah basah kuyup..brrr
Lanjut jalan. Tak disangka trek nya lumayan euy.. nanjak tanpa ampun. Jalurnya nanjak tiada tara. Tanjakan sesekali tanah dan batu besar. Tapi tanjakannnya gak licin jadi memudahkan kita nanjak.
Aku dan kawan2 sudah ngos-ngosan nanjak sesekali berhenti duduk-duduk di batu besar untuk sekedar istirahat.
Karena kondisi tak memungkinkan salah satu kawan lelaki memutuskan untuk ngcamp dipos yang kami singgahi saja ditambah tempatnya yang cukup luas.
Kami pun diminta untuk beristirahat beberapa menit kemudian kami dipanggil oleh tim lelaki untuk ketempat camp dan ternyata mereka sudah memdirikan tenda..ahaha
Senangnyaaa..
Akhirnya kami ganti baju, masak-masak dan beristirahat untuk persiapan summit esok pagi..
Malam begitu sunyi tapi kami tetap ramai. Begitupun tenda sebelah, nyanyian selamat ulang tahun terdengar dibarengi dengan ledakan kembang api berulang-ulang.. kembang api memang cukup indah tapi aku terganggu dengan ledakan suaranya. Tapi kita harus cukup bersabar dengan surprice tetangga sebelah ini untuk teman spesialnya..
Yang ulang tahun pasti sangat berbahagia dan hatiku pun sama. Sama-sama bahagia..ahaha *kiw Hati beneran bahagia..ahaha karena kini aku berada dialam kembali untuk melepas rindu, tak sabar rasanya menanti esok untuk berburu sunrise..

Sahur.. sahur..

Suara ziah membangunkanku bukannya bangunin malah ngajakkin sahur ini bocah..haha
Kami semua bergegas bangun dan bersiap summit.
Dini hari tak begitu dingin, tapi udara sejuk tetap bisa kita rasa. Cukup membawa perbekalan ala kadarnya dan kamera kamipun siap. Selangkah demi langkah kaki menaiki puncak lembu..
Langit masih gelap, jalurnya pun kian menanjak, sisi kanan kiri pepohonan, bagusnya beberapa tangga sudah diberi pegangan untuk membantu kita menaiki tangga..
Sesekali kita harus turun naik.
Langitpun mulai terlihat terang. Semburat jingga mulai terlihat menandakan matahari pagi kan menampakan keindahannya. Namun pagi itu awan begitu tebal sepertinya bakalan mendung. Tapi sedikit demi sedikit sang mentari mengintip di celah-celah awan.


Aku selalu takjub.
Aku selalu terdiam.
Menyaksikan fenomena pagi.
Pagi selalu berbeda tapi matahari pagi selalu sama dan indah.
Keindahan kian lengkap dengan terhamparnya waduk jatiluhur didepan gunung.



"Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kau dustakan"

Hari mulai terang kamipun sampai di spot batu yang langsung menghadap ke matahari pagi, perbukitan dan waduk jatiluhur..


Pemandagan ini begitu menawan. Kuhabiskan waktu duduk-duduk menyaksikan semesta dan memandangi rekan yang mendokumentasikan moment. Sesekali ikut foto, termenung takjub dan tertawa bersama.
Terima kasih.. trip singkat ini sedikit mengobati rindu :)


Dalam trip ini: dila, uvi, utti, bang rio, meong, bang sugeng, me, maya, bella, qia, ziah, bang imam, yuli, nurul, erisa, nia

Kamis, 14 Juli 2016

Tentang inginku diusia baru

Hari ini genap 25 tahun usia ku..
Dulu hari dimana bertambahnya umur adalah hari yg aku tunggu..
Kini, ketika harinya tiba ternyata aku lupa bahwa ini hari ku..
Menjelang hr ini tiba tidak ada yg spesial. Seharusnya aku bersedih karena lagi, aku dikecewakan oleh suatu harapan. Tapi pada hari ini aku merasa biasa..
Aku tak sedih.
Aku tak kecewa.
Yg terpikir dibenakku adalah akhir tahun ini, skripsiku harus selesai dan aku wisuda.
Aku pun berfikir untuk membuka usaha. Aku harus jadi pengusahan kreatif yang sukses. Membangun usaha tanpa embel-embel atas nama siapa, tergantung pada siapa.
Aku ingin berdiri sendiri.
Aku tak ingin menjadi karyawan yg terikat oleh sistem, seorang yg berkuasa, aturan ada hanya karena kepentingan dan ulah orang2 yg hanya ingin cari muka tanpa tahu bagaimana kondisi bawahannya. Yah, kelak waktunya resign lah pilihan.
Berikutnya aku ingin selalu berkelana, berpetualang, menjelajah, mendaki gunung. aku ingin berkeliling indonesia, bertemu dengan sosok2 hebat nan sederhana, bijaksana, penuh cerita hikmah. Bertemu dengan orang2 yg bisa memaknai hidup dan perjalanannya. Menjajaki tempat-tempat asri, sejuk, jauh dari keramaian. Yang terdengar hanyalah suara gemericik air, kicau burung, udara pedesaan yg menyejukkan, tiupan angin sepoi nan aduhan. Hijau yang menyegarkan, biru yang menyejukkan dan putih yang menenangkan. Sinar mentari yg menghangatkan. Ahh mungkin aku akan bahagia meski hanya tergambarkan lewat pikiran, hati dan ucapan.
Lalu impianku selanjutnya adalah bertemu dengan pangeran impianku, seseorang yg akan mengucap janji, mengambil tanggung jawab dihadapan waliku, seseorang yang akan kutemani berjuang dlm kehidupan ini..
Aku ingin kau menemaniku berkelana, mengajariku hikmah, menyemangatiku. Kelak jika kau dlm kesulitan aku ingin datang sebagai penawarmu. Mungkin tak bisa aku bantu kesulitanmu tapi tetap akan ku jaga dirimu agar kau tetap semangat kau tetap kuat untuk keluar dalam kesulitan.
Akan ku persiapkan menjadi ibu bagi anak-anakmu. Kan ku jaga diri ini, kan ku didik anak-anak kita dan kan ku layani dirimu wahai pangeranku. Doakan aku agar menjadi yang shalih.
Tapi wahai Tuhan. Aku pasrah atas kehendakMu, semoga keinginan ini bertemu dengan ketetapanmu. Beri aku kesabaran. Dan hindari aku dari prasangka buruk.
14072016

Sabtu, 25 Juni 2016

Lombok: sipulau dambaan

Gili pasir

"Maka nikmat tuhan yg manakah yg kau dustakan.."
Rasa-rasanya happy saat jiwa ini sampai dilombok. Salah satu pulau impian yg ingin saya kunjungi. Saya hanya mengenal lombok karena keindahan pantai dan gilinya serta sitinggi gunung rinjani. Dua tempat yang ingin saya kunjungi pantai atau gili dan rinjani.
Saat kesempatan untuk bisa hadir dilombok, sayapun sedemikian rapihnya merencanakan perjalanannya. Sebenarnya keinginan terbesar adalah nanjak ke rinjani tapi karena waktu liburannya hanya 5 hari itupun dari bali dan waktu yang dibutuhkan untuk nanjak itu 4-5hari jadilah gagal kerinjani. Oke fine! Pantai dan gili pun tidak kalah menyenangkan.
Hari pertama explore lombok selatan mulai dari pantai selong belanak, pantai seger, pantai mawun, tanjung ann, pantai kuta. Cerita yang ini sudah dikisahkan lengkap di #triplombok hari pertama
Langsung hari kedua aja ya.
Siap keliling laut

menuju salah satu gili

Jadi hari kedua itu saya explore lombok timur. Ya Allah beneran indah pemandangan pantai, bawah laut dan rinjani terlihat jelas saat kami berlayar menggunaka boat.

Gunung Rinjani yg diselimuti awan
Campur aduk waktu sampai pantai dilombok timur. Dari sini kami sewa boat ke gili kondo, gili pasir, gili bidara, tanaman mangrove.
Selfie di kawasan mangrove
Subhanallah.. asli indah..
Airnya jernih banget, pasirnya putih campur merah karena serpihan karang yang berwarna merah sehingga menjadikan pantai berwarna pink, pasirnya pun halus, sehalus sutra #eh bukan*kulitkali* sehalus bubuk merica maksudnya.
Dengan nafsu pengen snorkling dan bisa main air di tengah laut akhirnya kami putuskan snorkling. Padahal gak bisa renang dan belum perna snorklingan, yaudahlah kalau gak bisa main air doang gpp..hahaha

Snorklingan di Gili Kondo

 Keindahan bawah laut sungguh membuat kami ingin berlama-lama diair. Mengapung, tenggelam, pegang-pegang tepian boat udah kami kerjakan tapi tetap saja snorkling tidak bisa kami lakukan dengan baik. Dengan kerja ektras akhirnya bisa mengapung dan sedikit-demi sedikit bisa merasakan keindahan bawah laut, ditambah saat bertemu ikan kecil berwarna merah yang lewat dekat kaki saya. Dia terlampui gesit saat saya ingin memegangnya.. ahh, begitu menyenangkan mungkin moment itu yang membuat snorkler menyukai hobinya.
Bintang laut.. Balikin laginnkelaut ya
Lombok memang terkenal dengan keindahan pantai dan gilinya. Tak jarang traveler menghabiskan waktu untuk berlibur dan mengexplore keindahan lautnya. Masih banyak pantai di lombok yang belum terexplore atau masih perawan. Pantai di lombokpun masih sepi dan hening inilah kondisi yang membuat para wisatawan menyukai berkunjung ke lombok.
Akupun menyukainya dan ingin kembali kesana.

Senin, 13 Juni 2016

Gunung Batu 875 mdpl: Sipendek nan Ektrim



Tadinya mau kasih judul si pendek nan ektrim yang bikin kaki cenat-cenut, dada engap, nafas ngos-ngosan..haha tapi karena kepanjangan nanti aja diceritain diini tulisan hhe
Rindu akan nanjak kegunung membuat saya memutuskan untuk nanjak sebelum tiba bulan ramadhan. Saya pun mencari barengan untuk pendakian ini. Kuputuskan untuk nanjak ketempat yang dekat saja dan hanya butuh waktu sebentar melihat isi dompet dan waktu untuk cuti tidak ada..hehe
Saya pun menghubungi sahabat SMA  yang baru-baru ini menyukai pendakian yaitu nur. Alhamdulillah dia mau ikut. Sebenarnya kita sahabatan udah sekitar 7 tahun, tinggal sama-sama didaerah bogor tapi baru  tahun 2016 ini kita bisa bener-bener ketemu sampai main dan melakukan hobi yang sama yaitu naik gunung. Hebatkan *berpelukan* *ala-ala teletubies* *penonton tepuk tangan*
me dan nur
Karena senang gembiranya nur saya ajak, diapun langsung searching tentang gunung batu mulai dari aksesnya, ketinggiannya dan apa yang harus dipersiapkan.
Mulailah dia berselancar tentang gunung batu hingga bertanya pada teman-teman pendakiannya waktu nanjak ke gunung bongkok. Alhasil dari ikhtiar dia tanya-tanya jadilah ada teman dia yang mau ikut join. Oke fine tambah orang dan karena temannya ini cowok , akhirnya nur minta dia bawa ceweknya atau sapalah yang bisa nemenin dia. Dan hari H berangkan teman nur ini yang bernama bang ape ternyata bukan bawa cewenya tapi bawa selingkuhannya yaitu bang madun..wkwk mereka adalah teman pendakian nur waktu ke gunung bongkok.
Kami berencana melakukan pendakian ke Gunung Batu didaerah Jonggol, Bogor,  Jawa Barat. Oke hari H pun tiba, kami berencana berburu  sunrise digunung batu. Kami janjian bertemu di Citeureup jam 4 pagi. Waktu yang ditempuh  dari tempat kami bertemu ke Gunung Batu Jonggol kurang lebih 1,5 jam dan tracking ke puncak 1jam.
Pagi itu saya dan nur sudah ditunggu oleh bang ape dan bang madun di Citeureup, setelah bertemu kami langsung melanjutkan perjalanan. Sebelum lanjut perjalan kali ini saya akan memperkenalkan satu persatu personil dalam cerita ini yang pertama Nur sahabat sedari  SMA. Dari SMA kita terbiasa menggunakan barang yang sama mulai dari tas, jaket, kipas dan lainnya kesukaan kita pun hampir sama saat ini kita berdua sedang suka-sukanya naik gunung dan tidak sengaja kami menggunakan jilbab yang sama berwarna pink *beneran sahabatan kan*
Selanjutnya ada bang ape. Dia salah satu teman pendakian nur waktu mendaki kegunung bongkok. Sedikit cerita dari nur dia lelaki yang punya tindikan dibibirnya tapi kalau bekerja tindikannya dilepas..haha setelah bertemu bang ape orangnya asyik. Dia hobi fotografi tidak salahlah dia ikut ditrip ini..ahaah lumayan ada tukang foto gratis untuk abadiin moment. awalnya dia hanya suka foto pemandangan mulai dari pantai dan gunung. Dia lebih menyukai foto gunung karena untuk memoto pemandangan digunung dia harus sedikit berjuang. ada beberapa moment yang hanya bisa dia rasakan dan itu hanya moment digunung. Pokoknya kalau penyuka gunung mah bisa ngerasainlah..haha Akhirnya dia terjun kedunia pedakian untuk memuaskan hobi fotografinya dan bertemulah dengan bang madun dan kawan-kawan yang lain dan membuat dia comfort untuk selalu mendaki. Itu cerita dari dia langsung waktu tracking.
Terakhir ada bang madun, tampangnya bewokan tapi bae koq kalau ketawa, paling gede dan maksimal..haha selain hobi mendaki mungkin hobi dia ngecengin, ngeledekin tapi asli ada dia jadi rame. Selain bewokan tampang mukanya mirip gitaris band netral tapi itu versi saya sih..ahaha  awalnya kenal dia biasa aja tapi pas ngobrol penuh hikmah deh kata-katanya..haha  Dia punya alasan kenapa hobi mendaki gunung. Dia punya cara sendiri buat nikmatin gunung, cara sederhana yang mungkin gak semua orang bisa memperolehnya. Ketika dia digunung  atau dipuncak gunung lalu menyendiri menikmati alam dia akan merasa seperti orang yang jatuh cinta pada belahan jiwanya, hatinya senang tapi dia tak bisa berkata-kata itulah bentuk tafakur alamnya bang madun. Dia selalu meras kecil. Waktu itu lewat ceritanya saya bisa belajar pada dia akan rendah hati. #ceuilee
Pagi itu cuaca sedikit gerimis tapi bukan gerimis mengundang..haha sepertinya tak bersahabat dengan kamk tapi tak apa kami tak perna tahu kalau tidak dapat sunrise mungkin keindahan yang lain yang akan kamk dapatkan..hehe
Kami terus berjalan mengikuti petunjuk jalan kearah jonggol dengan di bantu oleh GPS melewati daerah cileungsi, mekarsari sampai ke jonggol kota. Sesampainya dijonggol kota kami mengiuti petunjuk jalan kearah gunung batu disini kami mulai kehilangan arah tapi tahu jalan pulang koq..wkwk Info GPS juga tak cukup membantu. Kami pun beberapa kali bertanya ke masyarakat sekitar dan berkat kerja keras kami dalam bertanya, akhirnya sampailah di pertigaan dekat indomart, kami ambil kanan ke gunung batu, karena sudah lewat waktu sholat subuh kamipun memutuskan untuk sholat subuh di mesjid yang kami lalui.
Hari semakin terang sepertinya mengejar sunrise pun akan batal. Sampai saat itu kami belum tahu berapa lama lagi sampai digunung batu. kami mulai memasuki daerah perkampungan yang dikelilingi dengan pepohonan hijau, sesekali menemukan sawah, sesekali melewati hutan pinus. Wangi rumput hijau pun mulai tercium. Karena sudah mulai terang kami pun memutuskan untuk mencari sarapan alhamdulillah nemu tukang uduk, makan sejenak sebelum mulai pendakian yang entah dimana itu gunungnya. -_-‘
Sedikit candaan saat sarapan
Bang madun: syura, baya nya mana?
me: baya mana??
Dari situlah bang madun dan lainnya memangil aku BAYA tapi bukan siti nurbaya ya..hahaha
Bully-bullyan melengkapi candaan kami dan saya jadi salah satu sasaran bully nya bang madun. Nur hanya bisa tertawa dan ikut membuli melihat saya. Hal-hal seperti itulah yang menjadikan perjalanan ini seru.
Bang madunpun semakin membully saya, ketika saya bilang
“bang, munara bang”
Bang ape sigap menjawab “nanti lebaran”
Radar bully bang madun meningkat meledeki saya dan bang ape secara habis-habisan. Bahkan sepanjang perjalanan itu MUNARA jadi trend topic kami saat pendakian..haha tidak masalah selama bang madun seneng..ciee
Setelah selesai sarapan kami melanjutkan perjalanan. Perjalanan kami melewati bukit-bukit. Berkelok-kelok model jalan kepuncak.

Gunung Batu, Eksotiskan?

Alhamdulillah puncak gunung batu mulai terlihat. Gunungnya begitu eksotis dan sedikit tajam. Tak sabar bagaimana tracknya ya?
Akhirnya sampai juga kami diparkiran menuju puncak gunung batu.
Trackingpun dimulai..

Baru beberapa langkah aku dan nur udah engap duluan..haha kita keseringan dibelakang abang-abang. Jalurnya cukup menantang, tanah dengan kemiringan sekitar 30-45 derajat kebayangkan gimana menaikinya. Samping kanan-kiri pepohonan, saya sendiri belum tahu pohon jenis apa itu. Memasuki area yang cukup lapang berdiri tenda-tenda para pendaki. Ternyata cukup banyak yang ngecamp digunung batu. Puncak sudah terlihat tapi saya dan nur benar-benar sudah kelelahan, engap, laju jantung gak karuan. *bukankarenadekatseseorang* haha

bukan iklan *qua tp lagi kelelahan sambil mandangin kiri jurang
kami kegunung batu tidak ngecamp setelah naik langsung turun atau kalau kata para pendaki mah tek tok.
Tracking kami lanjutkan setelah melalui jalur tanah selanjutnya memasuki area bebatuan yang tidak ada pohon kanan-kirinya. Dikanan kiri jalur hanya ada jurang. Tetapi pemandangan bukit-bukit yang mengelilingi gunung batu terhampar luas. Begitu syahdu ditambah langit yang mendung. Lebih tinggi lagi kami berjalan, sampailah di area ilalang yang begitu mempesona. Jalurnya semakin menantang dan ektrim.

bukan lagi gaya tapi mau coba pegangan tali..wkwk
Asli bang ape yg lagi manjat batu
asli nur yg fose dulu sebelum manjat batu

Kami harus menaiki bebatuan besar, untung disediakan tali/webbing untuk berpegangan sesekali harus climbing menaikinya. Saya namai ektrim karena kali pertama saya mendaki harus manjat-manjat batu. Ini jalur ektrim kaya cabe rawit..haha beberapa meter menuju puncak kami harus manjat batu lagi. Saat naik saya selalu kepayahan dan belum tahu trik naiknya. Saya selalu dibantu bang madun untuk menaikinya.
Dan sampailah dipuncak gunung batu. Sipendek nan ektrim, jalurnya pedas kaya  cengek (cabe rawit dalam bahasa sunda) yang bikin kaki cenat-cenut, pegel-pegel alhamdulillah gak sampe muriang. Benar-benar syahdu. Jika cuaca cerah dipuncak ini mungkn kita akan kepanasan oleh terik matahari karena dipuncak hanya ada ilalang yang tingginya sedada kami. Suasana semakin indah kala burung-burung walat berterbangan diatas kami. Seperti biasa kami tak ingin melewati kesempatan ini. Kami abadikan moment ini dalam kamera kami.

me n bang ape
menuju puncak gunung batu
puncaaak

Akhirnya rasa rindu ini terbayar.
Terima kasih gunung batu untuk track kejamnya gak akan kapok, pengen lagi..haha

Bang madun, nur, me, bang ape

#sukajalan
#bersyukur

Rabu, 18 Mei 2016

Aku yang suka petualangan

Sedari kecil aku menyukai bermain di alam.
Masak-masak disawah bareng teman.
Mencari tutut disawah sampai baju kotor.
Mandi dikali sampai jumping dari ketinggian.
Bermain dikebun dan dihutan.
Naik pohon, gelantungan.
Tak ada rasa sakit saat kaki terluka atau tangan yang tergores kayu. Tak ada rasa takut saat bertemu ular atau bahkan dikejar-kejar anjing..
Masa kecil memang menyenangkan mungkin kalau sekarang bertemu anjing saja sudah kabur duluan..hehe
Menurutku itu hal yang membuat ku senang dan bebas hingga akhirnya kesukaan masa kecilku kembali lagi diusiaku yang beranjak seperempat abad ini.
Tetapi pada usia ini bukan hal semasa kecil yang aku lakukan. Seperti pada umumnya travelling, adventure, backpaking, hiking, climbing, snorkling menjadi kegiatan yang aku sukai.
Mungkin ini karena waktu luang yag ku punya sehingga liburan adalah hal yang harus ku pikirkan lebih matang dan karena uang yang ku punya serta teman-teman yang sama-sama menyukai petualangan.
Mungkin hobi itu berawal dari masa kecilku yang hobi bermain bahkan ketika sekolahpun aku lebih meyukai ektrakulikuler yang melibatkan alam seperti pramuka, pecinta alam.
Setiap ada kegiatan kamping, tafakur alam, outbond. Akutak perna ketinggalan untuk ikut serta sampai sekarang kegiatan itu tak perna membosankan.
Kini kegitan itu menjadi hobiku. Kadang week end aku isi dengan backpakeran bahkan kalau lebaran tidak ikut kekampung halaman orangtua aku akan berlibur ketempat temanku untuk explore daerahnya.
Saat hiking, ada rasa tersendiri ketika berada dipuncak gunung.
Saat snorkling, ada moment yang hanya bisa dirasakan oleh para snorkler.
Saat backpaking ada kondisi yang hanya bisa dirasakan oleh para backpaker..
Kedinginan, kelaparan, kulit terbakar sudah biasa. Tapi kau akan mendapatkan lebih luar biasa setelahnya.

Aku hanya seorang yang meyukai petualangan, bukan seorang yang sudah kemana-mana. Pengalamanpun masih secuil. Mudah-mudahan selalu bisa berpetualang ke semua tempat khususnya di indonesia.

Minggu, 01 Mei 2016

Si tinggi 2821 mdpl.. Negeri diatas awan..


bermula dari ajakan teman di grup untuk pendakian ke gunung cikuray. Karena sedang menggila dengan kegiatan ini tanpa berfikir panjang mengiyakan untuk ikut serta. Gunung Cikuray bukan salah satu tempat impian dalam list pendakian aku. Mendengar namanya saja tidak ada ketertarikam hati untuk mencari tahu tentang gunung ini. Karena sudah memutuskan untuk ikut sedikit demi sedikit aku searching mengenai ini gunung. Dari sekian banyak penelusuran yang membuat aku tertarik adalah negeri diatas awan. Waw semakin penasaran.
Setelah berkomunikasi via whatsapp dengan teman dari garut yaitu eteh duwi terkait trip cikuray. Kami memutuskan meeting point dirumah beliau. Kami pun tidak perlu membawa perlengkapan champ bersama karena eteh dan adiknya yang akan menyiapkan. Nama asli beliau adalah Dwi Shofia karena awal taarufan sudah klop jadi aku memanggilnya eteh duwi saja.
Hari pendakian pun tiba aku berangkat dari terminal Kampung Rambutan menuju terminal garut bersama rekan pendakian aku yaitu Eka Purnama. Karena terburu-buru menaiki bus yang akan jalan kamipun tak sempat mengambil cemilan di carrier yang kami letakkan di bagasi. Alhasil selama perjalanan kami kelaparan. Untung banyak penjualan makanan disetiap pemberhentian bus jadi kami bisa mengganjal perut kami dengan jajanan tersebut walau rasanya dibawah rasa standar snack..ahaha (*kalau lapar abis aja) saking laparnya kami meniatkan setibanya diterminal garut jangan dulu melapor sama eteh kalau kami telah sampai tapi cari dulu tukang bakso..wkwk (maklum selama puasa gak makan bakso)
Sampai juga diterminal Garut . kembali ke niat awal cari tukang bakso dan akhirnya kami nyangkut di tukang bakso dan kupat tahu. Makan ini tidak benar-benar kami nikmati karena rasanya yang dibawah standar. lain kali kalau mau cari makan jangan di dekat terminal sudah pengalaman setiap makan makanan di terminal rasa nya kurang mantab. (*pengalaman dibeberapa terminal)
Selanjutnya perjalanan menuju rumah eteh didaerah cigarungsang. awalnya salah nyebut dari cigarungsang jadi cigarangsung pantesan tanya orang-orang yang lewat gak ada yang tahu..ahaha kami naik angkot jurusan cilawu angkot abu putih no 06. Nunggu angkot ini cukup lama karena kalau sudah lewat jam 7 malam sudah jarang. Sampai di gang rumah eteh kami langsung dijemput oleh eteh. Ternyata eteh itu sesuai dengan karakter dia kalau di whatsapp yaitu rameee..hhi
Dirumah eteh sudah ada 3 pendaki lainnya yaitu alfi adiknya eteh ini anak sudah banyak pengalaman mendakinya dibanding saya..hhe jabar jateng sudah dia jelajahi. Anaknya dewasa, ramah dan supel sepertinya karakter dia ini terbentuk dari pengalaman dia mendaki. Yang ke dua ada izul awal ketemu orangnya pendiem biasalah belum kenal kalau sudah kenal mah humoris dan baik. Selanjutnya ada wydia kaka sepupu izul anaknya ramah, baik, engga manja. Dan ini si pemilik rumah eteh duwi ibu dari tiga anak ini sejak kuliah sudah menyukai kegiatan naik gunung sempet vakum naik gunung karena hamil sampai sekarang ini perdana dia lagi buat naik  gunung (*keren) orangnya rame, ramah, baik kalau manggil kita-kita ayang (kan jadi so sweet) satu lagi ada majid lelaki sholeh, baik, ramah, calm, cool, pengertian banyak banget yah tapi memang asli orangnya gitu gak banyak omong dan siaga (*bukan siap antar jaga tapi siap jadi porter wkwk)
Oke ketujuh pendaki ini sudah aku kenalkan eh belum deh satu lagi ketinggalan yaitu aku sendiri..hhe dan kami siap nanjak. Kami berangkat naik truk menuju stasiun pemancar. Biasanya awal pendakian disini tapi ada juga yang dari cilawu ini jaraknya lumayan jauh sampai pamancar kalau ditempuh jalan kaki bisa dua sampai tiga jam dengan jalan menanjak. Sebelum nanjak kami sarapan dahulu dilanjut dengan doa bersama dan registrasi (*simaksi). Track pertama sampai pos satu yaitu tanah di perkebunan teh. Jalannya nanjak dengan kemiringan 30-45 derajat. Baru sampai pos 2 nafas kami sudah ngos-ngosan. Antara kawan yang satu dan yang lain tertinggal lumayan jauh. Setiap jalan harus berhenti untuk menunggu rekan yang dibelakang. Setelah memasuki hutan jalan sudah mulai dihiasi ranting-ranting dan akar pohon.
Engga bisa disangka tracknya memang ajib. Kalau kata teman tracknya 3 dimensi, pedes, mantablah pokoknya. Baru kali ini istirahat selama pendakian sampe ngaso-ngaso ditanah (*tidur) saking lelahnya. Persediaan air juga menipis.
Eteh duwi yang tengah kelelahan

caiiii..caii...caii... tak henti-henti kami sebutkan kayanya ini yel-yel pendakian kami saking dibatasin mau minum..wkwk
pokoknya aku engga cantiklah..ahaha manjat-manjat akar pohon, tiarap, naiklah itu kebanyakan gaya.hhe
 Dalam pendakian ini aku dan rekan aku eka menggunakan rok aku sih pake rok celana. Kami berdua jadi pusat perhatian orang karena menurut semua orang termasuk saya..hhe pakai rok untuk pendakian apalagi track model cikuray gini engga safety dari segi pakaian karena memungkinkan kecelakaan seperti nyangkutlah diranting pohon, keserimpet dan lain-lain. Tapi namanya juga muslimah yah kami tetap pada prinsip kami mengenai pakaian tak bisa lepas dari rok karena ini pakaian muslimah menurut kami. Tidak satu dua tiga yang mengingatkan bahkan jadi bahan pembicaraan dan celaan mengenai pakaian kami mungkin karena waktu itu hanya kami berdua yang mengenakan rok padahal sudah biasa akhwat rok mendaki bahkan banyak dijumpai digunung yang lebih dari cikuray seperti rinjani beuh banyak deh rokernya. Aku sih mengerti kalian semua perhatian tapi kamipun punya prinsip tinggal bagaimana kita menjaga keamanan masing-masing jangan sampai karena prinsip kita jadi merepotkan pendaki lain. Ada satu kejadian sih yang membuat jengkel. Karena rok celana yang saya pakai seorang bapak jadi memperbincangkan saya bersama teman-temannya. Tapi keep semangat tidak semua orang bisa menerima prinsip orang lain karena merekapun pasti berfikir tentang keselamatan saya berharap bapak itu bisa tahu kenapa pakaian saya seperti ini..ahaha kalau tahu mah kagum pasti sama muslimah..wkwk mudah-mudahan kita bertemu kembali pak dan bapak bisa mendengarkan penjelasan dari saya..salam
Tapi kisah rok celanaku ini akan aku simpan dengan baik. Setidaknya hobi baru aku ini tidak terbatasi oleh pakaianku. Aku semakin bisa belajar. Lanjutlah ke track cikuray yang engga ada bonusnya ini. Ahaha ditengah perjalanan rasa lapar dan haus semakin menjadi. Saking laparnya liat bungkus indomie saja enak..ahaha ini jadi bahan humor kita yang bikin ngakak gak berhenti dan tambah ngos-ngosan ada pula nemu cangkang sari roti..ahaha kami pun melempar tawa. Setapak demi setapak akhirnya kami sampai juga di pos 3. Sebetulnya jalur terpanjang itu pos 2-pos3. Jalurnya juga mungkin hanya muat untuk yang naik dan turun. Dipos 3 tempatnya lumayan luas ada beberapa pendaki yang masak disini karena sudah kelaparan. Kami hanya rehat sejenak dan langsung memulai pendakian lagi menuju pos 4 track semakin ajib naik-naik ranting pohon, nanjak sampai mulut ketemu lutut kayanya..ahaha 
Berhenti sejenak dipos 5, setelah foto-foto lanjut jalan menuju pos 6. Dipos 6 sudah banyak pendaki yang mendirikan tenda karena sudah sangat lelah mungkin yah. Kamipun lanjut ke pos bayangan dari sini tepatnya disisi kanan kami dapat melihat laut. Aku lupa itu laut apa dan awan pun sudah mulai terlihat tidak bisa membayangkan bagaimana dipuncak yah apakah mata ini akan benar-benar melihat sekumpulan awan? Oh tak sabar.

Edisi masak
Akhirnya sampai juga ditempat camp. Ternyata camp sudah penuh tetapi karena alfi dan izul sudah duluan sampai untuk ngtag tempat jadi kami tetap kebagian tempat camp..hhe tendapun terpasang, kamipun buru-buru masak karena sudah lapar..ahaha sebelum makan kamipun jalan kepuncak untuk melihat kesempurnaan senja, sang penutup hari. Buru-buru kami menuju puncak. Tidak disangka ternyata pendakinya buanyak banget aku kira papandayan, prau dan semeru saja yang kaya pasar ternyata cikuraypun seperti pasar hari itu..hahaha benar-benar naik gunung itu hobi kekinian kali yah.
Walau tak terlihat sunset tapi sore itu begitu indah. Sungguh sangat jelas. Peluh, lelah dan cape terbayar dengan keindahan senja.

Aku dinegeri diatas awan

Dari ketinggial 2821 mdpl ini dapat terlihat jelas kota garut, sederetan gunung mulai dari gunung papandayan, gunung puntang, gunung satria, gunung guntur dam gunung galumggung bahkan sindoro-sumbingpun puncaknya terlihat. Lengkap sudah sore itu tak hanya ingin mengabadikan lewat mata dan cerita. Foto pun melengkapi pendokumentasian senja itu terimakasih cikuray dengan kesadisan jalurmu kau membalasnya dengan keindahan dari puncakmu.
Subhanallah.. “maka nikmat tuhan yang manakah yang kamu dustakan”
Ya Allah alam citaanMu begitu indah :)

Izul, widia, aku, eka, eteh duwi, alfi, majid