Sabtu, 21 September 2019

Ke Jogja lagi



Kali ini mau membagikan cerita waktu ke jogja beberapa bulan lalu. Sayang kalau tulisan ini hanya di simpan di draf. ๐Ÿ˜

Setelah selesai menunanikan tugas memilih calon pemimpin negara aku janjian dengan nur melakukan perjalanan jogja-dieng. Pagi itu terang. Langit begitu cemerlang tanpa kabut penghalang. Musim hujan memang sudah selesai tapi tidak untuk Bogor yang dikenal dengan kota hujan. Pagi cerah malam pasti hujan. Ku harap semesta selalu mendukung perjalanan kami.

Pukul 13.20 bis yang akan membawa kami ke jogja berangkat. Isi bis hanya beberapa orang. Artinya bis harus mampir-mampir untuk mengambil penumpang. Melewati cibinong, pasar rebo dan bekasi. Beruntung duduk dibelakang sopir membuatku selalu terjaga untuk memperhatikan jalan.

Selama diperjalanan. Bangku kamilah yang selalu berisik. Mulai dari ngobrol, makan, main hp dan jail saat tidur. Itu semua kami lakukan untuk menjaga kebosanan selama di bis.

Tepat pukul 03.00 waktu jogja bis kami sampai di terminal Giwangan. Kamipun mencari tempat untuk beristirahat sambil menungu waktu pagi tiba. Untungnya banyak penumpang entah dari mana mau kemana sedang beristirahat di dalam terminal. Kamipun ambil lapak untuk beristirahat. Jangan tanya soal kondisi terminal. Bau, dekil, kotor, kursi reot, debu menjadi hal biasa disini. Kalau ada kesempatan pengen berkunjung ke terminal paling bersih dan nyaman sambil istirahat biar kebayar kalau perna kaya di terminal giwangan.๐Ÿ˜‚

Adzan subuh terdengar. Aktifitas di terminal giwangan mulai terlihat. Tak seperti di terminal biasanya. Tak ada aktifitas kernet mencari penumpang menawari perjalanan atau penumpang berlarian mencari bis. Terminal giwangan cukup sepi. Kami pun berjalan mencari sesuatu yang bisa kami lakukan. Terlihat dari lantai atas tulisan "kamar mandi khusus wanita" kamipun langsung menghampiri tulisan tersebut. Sesampainya di depan tulisan, jonk dong ternyata toilet tak layak pakai dengan kondisi terkunci tapi pintunya mau roboh๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ (*horor gaes) kami pun langsung balik badan dan malah bertemu dengan bis-bis jadul yang keren buat foto ๐Ÿ˜ jalan dikit ketemu sama trans jogja yang bisa bawa kita ke stasiun. Kebetulan janjian ama atha buat ketemu di stasiun tanpa berfikir panjang langsung naik transjogja sampe gak nyadar kalau pas beli tiket salah dikasih kembalian. Harga tiket hanya 3500 kami bayar dengan uang 20000 dan dikasih kembalian 5000 demi apa gak ada yang nyadar.. Sadaranya pas nur nanya berapaan teh padahal akunya tau harganya 3500๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…

Sampai stasiun lempuyangan nebeng mandi dan sewa motor. Stasiun Lempuyangan lumayan lengkap untuk kebutuhan backpaker mulai dari motor, makan, tempat mandi, tempat charging dan lainnya.

Barang-barang kami titipkan dikantor atha. Atha adalah kawan nur yang akan menjadi guide selama kami explore jogja dan di tambah freddy teman atha. Petualangan pertama kami diarahkan freddy untuk mengunjungi mangunan. Sebenarnya freddy dan atha sudah punya rencana akan berlibur ke pantai tapi demi kami yang datang bertandang mereka rela menemani hingga akhirnya kita pun ikut rencana mereka.

Ini kali kedua aku datang ke Kebun buah Mangunan. Tempat yang masih sejuk dan asri. Sayangnya karena sudah terlalu siang kita tak sempat lihat sekumpulan awan seperti negeri diatas awannya puncak gunung. Waktu kami isi dengan bercanda. Freddy yang selalu ngebanyol dan tak habis dengan bahan candaan seperti pelawak yang tak sepi menghibur.

Sore hari kami mencicipi ikan di pantai depok, ikan disini terhitung murah. Dengan uang 100ribu kami bisa dapat 5 macam jenis sea food lalu minta dijadikan makanan oleh ibu-ibu sekitar. Menjelang senja kami berburu sunset di atas bukit. Menuju bukit perlu perjuangan. Jalannya menanjak dan beberapa jalan berlubang. Tapi sampai diatas bukit kebayar semua dengan sunset yang begitu menawan. Kitapun bisa lihat lautan yang begitu tenang. Sunset disini sungguh cantik. Hari yang menyenangkan dengan penutup keindahan sunset.


Minggu, 07 Juli 2019

Labuan bajo: belum bosan sailing



Hari terakhir live on board keliling di pulau Komodo kami mengunjungi Taka makassar dan Kanawa island. Aku belum bosan dengan rutinitas selama tiga hari ini. Rasanya ingin diperpanjang hingga bosan๐Ÿ˜‚ view di kepulauan Komodo lah yang bikin gak perna bosan. Leyeh-leyeh, berenang, makan-makan, pandangin sekitar, foto, becanda sampai ngalor-ngidul udah jadi rutinitas kami selama tiga hari. Unfaedah emang tapi kita bisa bahagia seperti ini aja nikmati alam.

Kegiatan sailing seperti ini menyenangkan. Kita menginap di kapal untuk berkunjung ke pulau-pulau terdekat. Moment yang paling ditunggu adalah ketika matahari terbit dan terbenam. Mas alit misalnya yang tak perna absen menantinya di atap kapal. Pagi menjelang mas alit selalu sigap bangun dan naik ke atap begitupun ketika sore hari. Senja dan fajar selalu menarik untuk diburu dan dinikmati.

Kapal berjalan menuju Taka makassar. Taka makassar merupakan pulau timbul, kecil dan tak berpenghuni. Pasir masih didominasi warna putih yang terkontaminasi serpihan coral merah dan air laut biru. Ditambah langit selalu cerah berwarna biru. Panas terik tak menyurutkan kami untuk turun ke taka makassar sekedar berfoto. Tapi tidak untuk mas kupang. Dia selalu bersemangat untuk berenang. Disekitaran taka makassar bisa ditemukan beberapa penyu. Beberapa aktivitas yang bisa dilakukan di taka makassar seperti snorkling, diving, leyeh-leyeh atau sekedar bersantai dengan api unggun pada malam hari. Asal ingat sisa kegiatan kita bawa lagi pulang.

Gerombolan coral merah, karang, ikan kecil dan biota laut lainnya masih mendominasi kehidupan disini. Didekat taka makassar terdapat spot manta point. Yaitu titik dimana kita bisa menyelam menyaksikan pari manta.


Perjalanan di lanjut ke Kanawa island. Ada hal lucu dengan kanawa island. Aku kira Kanawa island itu sebuah pulau kecil yang punya sabana dan bukit menyerupai tumpeng. Sesampainya disana bukan sabana yang aku temui tapi pantai dengan pasir putih dan air laut bening. Diatas memang ada bukit aku putuskan ikut treking karena masih berfikiran bakalan nemu sabana. Sesampainya di atas gak nemu apa-apa๐Ÿ˜‚ cuman bukit untuk liat sekitaran. Setelah aku turun tanya ke bang rafi ternyata yang aku maksud itu adalah Pulau Kenawa di Sumbawa bukan Kanawa di Labuan bajo ๐Ÿ˜‚next semoga bisa kesana. Tapi aku tak menyesal. Kanawa pun bagus dan merupakan penutup di destinasi kami.

Sejujurnya banyak hal yang aku dapat dari perjalanan kemarin. Bukan tentang terpuasnya hati akan keindahan ataupun terpuaskannya diri karena liburan. Banyak yang aku pelajari. Yang belum bisa aku jabarkan di tulisan-tulisan ini. Di tulisan terakhir ini cukup rasanya aku bagikan beberapa hal lain yang aku dapatkan.

Pertama keramahan orang-orang yang aku temui. Orang lokal yang aku temui cenderung ramah dan menyenangkan. Mereka tak enggan untuk berbagi informasi. Kedua para turis yang aku jumpai. Meskipun tidak berbincang secara langsung aku hanya melihat dibeberapa tempat yang aku temui. Turis cenderung cuek dan tidak repot dengan urusan orang. Mayotitas pengunjung itu turis dan berpakaian bikini sementara aku dan kawanku berpakaian tertutup. Tapi kami yang minoritas tidak dipandang aneh oleh mereka. Salut!

Dari itu semua aku ingin belajar untuk tidak memandang buruk dan menghargai orang lain tentang apapun. Serta cuek untuk hal-hal buruk. Dan kedepannya belajar menyelam biar gak rugi datang ke laut๐Ÿ˜‚

Jumat, 05 Juli 2019

Pulau padar: impian yang jadi kenyataan


Pulau padar merupakan destinasi ikonis Taman Nasional Pulau Komodo. Berasal dari kata pa'adar dari bahasa suku bajo yang artinya melintang. Bisa dilihat dari bentuk pulaunya itu melintang dari satu titik ke titik lain. View dari ketinggian padar menjadi salah satu yang harus diburu oleh wisatawan.

Jam 7 kapal sudah berlayar menuju pulau padar. Tadinya mau berburu sunrise tapi karena kita kecapean jadi mundur jam 9 baru sampai Padar. Naik ke bukit Padar butuh waktu beberapa menit bergantung kecepatan dan kemampuan masing-masing apalagi kalau banyak foto, mandangin sekitar dan istirahat. Pulau padar tidak berpenghuni tapi sudah dikelola jadi disediakan anak tangga untuk naik ke puncaknya. Cape disini kebayar dengan pemandangan kanan-kiri sama belakang. Bisa tahu tentang Labuan bajo itu berawal dari liat view padar yang berseliweran di internet.

Aku dan indri jalan berbarengan. Sesekali istirahat, foto dan minum. Ditengah perjalanan trecking ketemu bang jun yang kasih semangat buat kita. Padahal baru kenal di bandara udah kaya kenal lama aja dan guide-guide yang lain pun ramah. Mungkin karena kita warga lokal kali ya. Sampai di atas di titik spot foto yang udah terkenal aku dan indri duduk bentar.

Asli bagus banget. Haru pengen nangis๐Ÿ˜ฉ finally bisa datang kesini. Impian lama yang sering aku jaga. Aku selalu bilang ke orang-orang kalau pengen kesini. Sampai ada wallpaper kantor view padar suka ngomong sendiri next aku kesana. Atau kalender view padar juga terus bilang next kesana. Huaaa pokoknya gak bisa diungkapkan dengan kata. 

Just say  "alhamdulillah, terima kasih ya Allah" 

haruuu.. mungkin setengah jam lebih kita  di atas padahal matahari cukup terik. Saking lamanya kita diatas bang ali sampai ngomandoin buat turun ๐Ÿ˜‚

Setelah cukup puas liat sanan-sini dibukit padar kamipun turun dengan hati bahagia. Betah gak inget pulang๐Ÿ˜‚ next perjalanan lanjut ke long pink beach buat snorkling. View pulau-pulau di kawasan Taman Nasional Pulau Komodo itu emang juara dan manjain mata. Perjalanan berjam-jam gak akan bosen dengan view disekitaran. Ditambah cuaca selalu bagus, mendukung dan perairannya tenang.

"kereeen" ucapku pada indri setelah kita sampai di dekat Pulau long pink beach.
Pulau long pink beach merupakan pulau tak berpenghuni yang sangat panjang mempunyai pasir putih halus yang terkontaminasi oleh serpihann koral berwarna merah yang menyembabkan pasirnya terlihatbberwarna pink. Asli lebih keren dari yang diceritain. Dari kejauhan sangat cantik dipadukan dengan air laut yang bening seperti kristal berwarna biru.
Aku gak bisa cerita biota nya karena gak explore menyeluruh. Tetapi lihat sekilas terumbu karang masih baik dan banyak ikan-ikan kecil. Di salah satu spot ada ikan pari manta. Diwaktu-waktu tertentu manta bisa ditemukan dengan cara menyelam pada arus tenang. Waktu itu beberapa teman tidak berhasil melihat manta. Next aku juga pengen bisa menyelam lihat manta.

Saat di long pink beach aku snorkling dan di ajarkan bang ali untuk lepas pelampung. Sejujurnya gak bisa berenang dan emang gak perna mau berusaha buat bisa berenang. Tapi waktu itu jadi pengen coba. Setelah lepas pelampung ternyata asyik dan masih pegangan ama bang ali sih๐Ÿ˜‚ keliling-keliling dipertengahan akunya panik dan hampir tenggelam๐Ÿ˜… untungnya bang ali sigap nolongin dan kamipun diajarin nyelam ke dasar oleh bangbali. Seru bisa ke dasar walau beberapa menit๐Ÿ˜‚ next semakin pengen bisa renang. Terima kasih bang ali guide andalan, humble dan baik.

Puas berenang, lari-lari, pandangin semuanya dan foto-foto. Perjalanan kami lanjut ke Pulau Komodo. Perjalanannya cukup lama sampai bisa bobo. Emang arusnya tenang, anginnya sepoi-sepoi dan siang hari pula. Semuanya mendukung untuk istirahatin badan dan mata.

Jam lima sore sampai di Pulau Komodo. Awal masuk dermaga langsung disambut oleh satu komodo berukuran sedang. Jangan dekat-dekat dengan komodonya karena berbahaya. Bahkan air liurnya pun mengandung racun yang mematikan mangsanya. Selanjutnya trecking ke bukit barangkali ketemu komodo lebih banyak. Waktu itu komodo lagi musim kawin jadi gak banyak ditemuin. Gak banyak yang kita lakuin disini selain karena sudah sore dan lelah. Untuk jalan-jalan ke pulau komodo kita bakal ditemenin ranger disini. Kalau pengen tahu lebih banyak tentang pulau komodo bisa tinggal dibasecamp sambil explore pulaunya. Setelah puas berkunjung ke Pulau Komodo kami menutup hari dengan perjalanan menuju pulau padat penduduk untuk isi air ke kapal sambil di temani senja yang masih saja cantik dan menawan.
Sekian๐Ÿ˜Š