Sabtu, 31 Desember 2016

Camping di Bukit Alesano

"Pengen liat bintang" ajak nur temanku.
"Pengen berburu sunrise" jawabku
Akhirnya Kamipun merencanakan berwisata kesekitaran bogor untuk liat bintang dan berburu sunrise.
Nur merekomendasikan camping dibukit Alesano, Cijeruk, Bogor. Sebuah bukit dikaki gunung salak, kabupaten Bogor dengan view lanscape kota bogor dan sigagah gunung gede-pangrango.
Setelah persiapan selesai aku, nur, atha dan dabuy meluncur menuju bukit alesano.
Perjalanan kami tempuh menggunakan motor ke arah cihideung dari kota bogor. Setelah sampai di Dapur Warso lurus terus sampai pertigaan belok kanan. Ikuti jalan sampai Balai Penelitian Embrio ambil kiri. Jalan menuju camp ground beberapa sudah diaspal. Jalannya pun menanjak. Kendaraan roda empatpun bisa masuk camp ground setelah mendekati basecamp jalanan terlihat rusak, ini bagian yang belum diaspal. Motor kamipun kesulitan untuk dikendarai alhasil aku harus berjalan sampai basecamp #nasip

View Gede-Pangrango

Semesta kembali memperlihatkan keindahannya. Aku selalu terpukau dibuatnya. Apa yang lebih indah selain jeda menikmati semesta??
Gunung gede-pangrango terlihat megah dari bukit ini.
Sampai di area camp kami bergegas mendirikan tenda. Sambil menunggu tenda beres akupun membuat minuman hangat. Ada hal bodoh sih yang aku lakukan. Jadi aku itu masak air panas sekitar 750ml setelah mendidih aku bingung bikin minumnya  bagaimana? karena gelasnya kecil-kecil dan gak ada termos karena pikirku biar airnya gak kebuang yaudahlah aku masukin langsung aja dua sachet good day ternyata dabuy liat aksi aku ini dan merespon
"baru kali ini gueh liat bikin kopi langsung dinesting, kebanyakan itu airnya"
Semua terdiam..
lalu merekapun tertawa.
Sebenarnya bingung ini air mau dikemanain yaudah aja good day nya langsung dimasukin alhasil encer banget dan gak ada rasanya
Yaudahlah itu good day hambar aku tambahin kopi dan gula biar rasanya beda dan alhamdulillah lumayan enak.. Tersajilah kopi sebanyak setengah botol aqua 1,5 L siapa juga yang mau ngabisin sebanyak itu?? Ckck

Good day encer

Hari semakin gelap, sore itu langit begitu pelit karena tak membolehkan matahari menyinari tubuh bumi sedikitpun tak dibiarkan matahari mengintip untuk sekedar menyapa kami.
Setelah selesai berbenah dan sholat tak banyak hal yang kita bisa lakukan selain menunggu langit mengizinkan bintang untuk sekedar menyapa kami. Hanya masak dan curhat yang bisa kami lakukan.
Di bukit Alesano ini kita bisa lihat lanscape kota bogor dimalam hari sepeti bintang dilangit, berkelap-kelip akibat sinar lampu.

Kota Bogor

Malam itu begitu indah tapi sesekali kabut datang hingga membuat pandangan putih. Kamipun hanya bisa masuk tenda dilanjut curhat
Malam itu sesekali gerimis karena kabut. Anginpun bertiup kencang. Sesekali kami tengok keluar apakah bintang muncul atau rembulan mengintip tetapi hasilnya nihil. Langit benar-benar sedang kikir.
Bukit alesano, malam itu ramai pengunjung. Mereka benar-benar ingin berburu bintang dan sunrise.
Kamera dan tripot sudah terpasang tapi sepertinya semua sia-sia. Petikan gitar dan lelagu yang bisa mereka nyanyikan. Aku pun terlelap kala lagu iwan fals didendangkan.



Tepat pukul 05.00 WIB nur membangunkanku untuk sholat subuh. Kamipun keluar tenda. Orang-orang sudah berdiri rapih lengkap dengan kamera menanti keindahan sang mentari terbit. Tapi sepertinya langit akan seperti malam tadi meskipun cuaca sudah cerah tapi mendung menggelayut dilangit. Kota bogor masih terlihat romantis dengan sinar lampunya. Semakin pagi semburat merah sedikit menghiasi langit. Pagi itu langit tetap mempesona. Lukisan yang tak ada duanya. Aku tetap kagum dan bersyukur.


Note: Gak banyak foto akibat banyak curhat. Terima kasih Nur, Atha dan Dabuy untuk camping ala-ala nya :)

Jumat, 16 Desember 2016

Perayaan muang jong di Belitung



Malam itu kami begitu tak sabar karena esok kami akan menyebrang ke pulau lengkuas.
Percakapan via wa pun terjadi dengan bang irman salah seorang teman abangku yang akan mengantarkan kami esok hari.
"Dik, abang baru dapat kabar besok gak boleh nyebrang karena ada perayaan adat muang jong"
Chat terakhir masuk dari bang irman. Cuman bisa bales dengan emot nangis
Sedihlah kami semua. Demi apa yah awalnya dateng kebelitung disambut dengan cuaca cerah dan dipertengahan jalan hujan sejadi-jadinya terus mau ke musium kata tapi tutup, gagal kepantai karena hujan deras dan terakhir gak nemu sunset. Kami kira udah lengkap kesedihan kita hari ini eh malem malah dapet kabar gak bisa ke lengkuas.
Kenapa kita pengen ke lengkuas?
Jadi pulau lengkuas itu salah satu pantai yang indah dibelitung, buat snorklingpun bagus apalagi sekedar santai-santai. Keindahannya semakin lengkap dengan adanya mercusuar yang dibangun pada masa penjajahan belanda. Dari atas mercusuar kita bisa lihat keindahan laut belitung mulai dari kapal dan bebatuan yang berjejer, hijaunya air laut serta hamparan pasir putih.
Akhirnya kami pasrah dengan hari esok sebagai gantinya kami minta dibawa kepantai-pantai indah lainnya.
Pagi sekali kami mempersiapkan untuk hari ini. Kami dijemput jam 8 tapi sedari jam 6 kami sudah rapi demi jelajah belitung..ahaha
Jam 8 bang irman pun menjemput kami. Tujuan pertama kami adalah ikut menyaksikan acara muang jong. Sebenarnya keuntungan buat kami karena bisa mengikuti acara adat didaerah ini, jarang-jarangkan buat ikut acara adat biasanya ada waktu khusus seperti saat ini.
Muang jong diadakan didaerah pantai kelayar.
Muang Jong berarti melepaskan perahu kecil ke laut. Perahu kecil tersebut berbentuk kerangka yang didalamnya berisikan sesajian. "Ancak" yaitu rumah-rumahan juga berbentuk kerangka yang melambangkan tempat tinggal. Tradisi budaya ini secara turun-temurun dilakukan setiap tahun oleh masyarakat Suku Sawang di Kabupaten Belitung menjelang musim Tenggara, sekitar bulan September atau oktober. Dimana angin dan ombak laut pada bulan tersebut sangat ganas dan mengerikan. Ritual Muang Jong dengan bertujuan memohon perlindungan agar terhindar dari bencana yang akan menimpa, terutama di laut.
Mobil berjalan menuju pantai ternyata suasana pantai pagi ini cukup ramai. Masyarakat sudah berkumpul untuk menyaksikan acara ini.
Acara diawali dengan pembukaan seperti drama musikal menceritakan kehidupan masyarakat zaman dahulu.
Lalu pelepasan kapal-kapal ketengah laut.


Kami berhamburan, berlari menaiki kapal setelah selesai melepaskan kapal kami pulang ketepian untuk menikmati hidangan masakan belitung yang disiapkan pemerintah daerah untuk para peserta mung jong.


Selamat makan