Minggu, 15 Januari 2017

Gunung Arjuno 3339 mdpl: Menikmati jeda

Maafkan aku yah part selanjutnya mengenai pendakian arjuno molor banget karena cuaca yang gak menentu menyebabkan akunya istirahat sepeti gunung yang lagi penutupan *alasan *ditakol
Iya iya mungkin penulis lagi galau..wkwk
Atau penulis pura-pura sibuk
Mungkin dia keserang penyakit malas
((Serah dah))

(Shofi, mas tirta, ira, popy, syura, sri, mas dika, faiz) depan
(mas nanda, arif, mas edi, om yo, oji, kang asep) belakang

Jumat, 9 Desember 2016
Tepat pukul 11.00 WIB kami sampai dibasecamp Tretes. Basecamp ini masih sepi dan udara masih sejuk sepertinya semalam turun hujan karena tanah yang ku injak cukup basah. Keadaan dibasecamp ini sama seperti dipuncak bogor sepi dan banyak pohon yang membedakan adalah udaranya tidak sedingin dipuncak bogor mungkin karena daerah jawa timur lebih ketimur kali ya?? 
Oke sebelum berkisah perkenalkan dulu personil pendakian gunung arjuno-welirang ya yaitu arif, faiz, sri, poppy, mas dika, oji, cahyo, kang asep, mas tirta, mas eddy, mas nanda, shopy, ira dan aku sendiri. Kami berempat belas siap berjalan selama kurang lebih 96 jam mendaki gunung arjuno-welirang, lewati lembah sungai mengalir indah ke samudera.. *itu mah lagu ninja hatori* 😂

Tujuan kami yaitu pos 2 kop-kopan  dan mendirikan tenda disana karena dekat dengan sumber air. Pendakian menuju pos 2 dapat ditempuh selama 5 jam dari basecamp tretes dengan kondisi tanjakan batu dan jalannya pun cukup lebar. Tapi itu waktu pendakian normal ya. Tidak buat aku..hehe

Hari pertama pendakian hujan turun sejadi-jadinya entah sedang menyambut kami atau sekedar menyuburkan tanah gunung arjuno?? Waktu itu aku sedikit menikmati karena sedari kecil aku menyukai berlari-lari saat hujan atau jalan-jalan kecil ditengah guyuran hujan Tapi hujan tak kunjung reda seolah semesta sedang menangis. Aku pun mulai cemas karena kelemahanku adalah berjalan saat kondisi dingin dan basah. Kakiku selalu bermasalah saat basah. Dan ternyata benar kakiku keram sehingga aku harus berhenti sejenak untuk meredakan keram.

Aku berjalan sambil membaca apa-apa yang bisa di baca. Hujan begitu deras. Jalurpun tertutupi aliran air. Sesekali kami beristirahat untuk sekedar melepas lelah, ngemil atau menunggu teman yang lain. Karena aku baru kenal mereka tak banyak yang bisa aku lakukan, tapi namanya pendakian jalan bersama adalah cara semesta mendekatkan kita. Saling bullylah, tegur-sapa dengan pendaki lain dan mengenal satu sama lain.

Hari semakin sore, langitpun enggan menampilkan wajah cerahnya sesekali hujan reda dan hanya sisa-sisa gerimis. Semakin malam gerimis mulai reda. Tetapi pos 2 yang kita tujupun belum terlihat. Kami tetap berjalan entah sampai kemana, jalannya benar-benar tak bersahabat, jalur yang gak mau beri kami bonus, nanjak tiada henti. Ditengah perjalanan sesekali kami melihat kebelakang. Kamipun terdiam sebentar, maha gagah kota malang bersinar dengan indahnya. Lampu-lampu kota berkedip-kedip dan dibalik gelapnya malam pun masih terlihat julangan pegunungan di Jawa Timur entah itu gunung apa tapi begitu indah.

Perjalanan benar-benar kami nikmati. Jika aku lelah kupalingkan mata ini kebelakang, menjeda sembari memuji. Kamipun sampai di  pos 2 Kop-kopan mendirikan tenda, makan bersama dan beristirahat.

"Selamat ulang tahun.. buka dong tendanya" pinta faiz sambil sodorin api dikorek gasnya
Malam itu tepat ulang tahun sri. Faiz dan arif pun memberi kejutan dengan masuk tenda kami. ada saja kan ulah mereka berdua.
Selamat ulang tahun sri.
Malam itu ditenda kami begitu sakral mungkin karena sebuah doa terucap dibibir wanita yang sedang beranjak usia
"Semoga aku segera hijrah" Pintanya sederhana.

Sabtu, 10 Desember 2016
Datangnya pagi, mengharuskan kami bergegas. Perjalanan kami masih panjang. Belum sempat rindu aku lepas malam tadi. Tujuan kami hari ini adalah Lembah kijang. Kami akan mendirikan tenda di Lembah Kijang karena estimasi untuk muncak ke Puncak Welirang serta terdapat sumber air yang lebih bersih dari Pondokan.

"Tendanya robohin!" teriak nanda yang mau merobohkan tenda salah satu dari kami. Kami harus segera bergegas karena perjalanan menuju Lembah Kijang masih jauh. Kurang lebih 6-7 jam waktu yang dibutuhkan dari Kop-kopan hingga Lembah Kijang.

Popi dan me
Satu persatu dari rombongan kami mulai berjalan. Seperti biasa jalur masih sama seperti dari basecamp menuju kop-kopan. jalur berbatu dan menanjak. Aku berjalan didepan bersama popy dan mas nanda saat itu aku masih menikmati ritme jalanku hingga pertengahan aku mulai kelelahan dan sampailah aku diposisi belakang bersama arif, sri dan mas dika.

"Kalau lelah tidur dulu aja ka" saran sri
Aku pun tidur sejenak bersama sri dijalur menanjak. Mas dika dan arif pun menunggu kami yang sedang tidur. Saat itu langit tengah mendung tapi aku merasa tenang saat berhadapan langsung dengan langit. Damai  rasanya saat beratapkan langit meski gerimis masih menemani kami.




Sri meminta arif dan mas dika untuk jalan duluan karena aku dan sri cukup lama berjalan akibat kaki kami yang bermasalah. Aku dan sri benar-benar menikmati setiap jeda. Seolah teringat salah satu pesan dari buku Pejalan Anarki

"Nikmatilah jeda, terlalu banyak keindahan yang terlewatkan dalam ketergesa-gesaan"
(hal. 375)

Ku renungkan benar-benar, ku nikmati setiap langkah. Jika kami tak kuat berjalan kami duduk sambil memperhatikan sekitar.
Saat kami duduk tiba-tiba datang seseorang dari arah atas.

"Ka siapa itu yang datang" tanya sri
aku pun melihat kearah atas ternyata itu mas nanda.
Mas nanda pun menghampiri kami dengan raut wajah serius. Ia meminta membawakan kerir kami karena melihat wajahnya yang seolah kesal akupun langsung memberikan tasku dan nanda pun bergegas membawa dua kerir. Kami mengikuti langkah nanda dari belakang. Nanda terlampau cepat untuk dikejar entah kekuatan apa yang dimiliki oleh kakinya padahal ia membawa dua kerir. Diapun terus berjalan hingga tak terlihat wujudnya.
Jadi usut punya usut ternyata mas nanda ini sedang termakan api cemburu *uwow* gak cemburu juga sih tapi entahlah mungkin hatinya yang tau..ahahaha itu yang menyebabkan dia lari seperti dikejar-kejar sesuatu. Popi pun sempat mengira lain. Dia kira terjadi sesuatu dengan aku dan sri karena melihat ekspresi wajah mas nanda sambil lari dengan cepat bawa dua kerir. Cerita inilah yang diulang-ulang diceritakan oleh mas nanda saat malam yang menyebabkan aku sri dan popi tak bisa tidur..hadeuhh

Kami mendirikan tenda di Pondokan karena kondisi beberapa dari kami yang sudah cukup lelah. Diluar tenda para lelaki masih asyik dengan cerita mas nanda yang diulang-ulang. Entah pukul berapa akhirnya aku sri dan popi berhasil tidur dan suara para lelakipun berubah dengan adu trek-trekan. Kita semua teramat lelah. Hening malam itu menemani kami. Semua pun masuk ke alam mimpi masing-masing.

Cerita bersambung ke part selanjutnya.
Maafkan ya pake bersambung segala, Jadi kaya sinetron tersanjung ya apa tersayang??
*Sinetron menunjukkan umur..ahaha* kalau zaman sekarang mah kaya tukang bubur naik haji
Maafkeun ya jadi terbagi-bagi.

Sumber Foto: Dokumentasi @za_prans

Tidak ada komentar: