Kamis, 11 Mei 2017

Pendakian Gunung Guntur


Minggu dini hari kami sampai di basecamp Citiis Gunung Guntur, Garut. Selain Citiis untuk ke gunung guntur bisa melalui Cikahuripan. Kami beristirahat dirumah warga untuk persiapan mendaki guntur saat matahari terbit. Basecamp citiis terdapat dilingkungan rumah warga. Di rumah yang kami singgahi terdapat sepasang suami istri yang menyiapkan tempat untuk singgah dan istirahat serta menjajakan makanan untuk para pendaki mengisi energi.

Pagi itu sudah ada empat pendaki asal jakarta yang tengah tidur pulas. Kamipun mencari lahan untuk sekedar beristirahat. Obrolan silih berganti menyebabkan diantara kami tidak ada yang tertidur.

Pendakian dimulai tepat pukul 07.00 dengan doa dan semangat bercumbu dengan semesta.
"Semoga pendakian ini lancar" pintaku dalam hati.

Hari itu langit menampilkan aura cerahnya yang berkolabirasi dengan kelembutan tipis awan putih. Sungguh indah kala itu sepagi ini semesta mendukung pendakian kami.
Kulempar senyum perpisahan pada pendaki-pendaki yang masih beristirahat yang dibalas dengan salam semangat dari mereka.

Kami berjalan melewati perkebunan warga. Tanaman hidroponik berjejer disepanjang jalan. Masyarakat disini cukup maju dalam berkebun dan bercocok tanam. Terbukti dengan adanya cara menanam kangkung dan seledri yang ditanam secara hidroponik.

Setelah melewati pajangan tanaman hidroponik kita akan melewati area penambangan yang aku tak tahu penambangan apa karena tak sempat lihat-lihat dan tanya-tanya. Jalur awal gunung guntur adalah tanah yang dihiasi kerikil-kerikil kecil dengan kemiringan yang cukup melelahkan.

Aku berjalan bersama sri, eca dan arif sambil bernostalgia berbicara tentang pendakian lawu tempo lalu. Paling depan kami persilahkan tria dan nanda berjalan duluan. Ini pendakian pertama tria dan seperti kebanyakan pemula lainnya ia bersemangat berjalan dan selalu diposisi terdepan.

Menjelang pos 2 kami berpapasan dengan seorang petani yang meminta uang perbaikan jalur sambil berdiri memegang cangkul bak preman yang akan melukai kami jika tidak mau memberi. Kami berhenti sejenak dengan ulah petani tersebut. Ia berkata kalau pembayaran simaksi di basecamp itu ilegal pembayaran disinilah yang resmi karena ini untuk perapihan jalur. Demi apapun pernyataan dia itu gak ada dasarnya sama sekali ini jelas pemalakan. Huh rasanya ingin adu argumen dan marah-marah tapi apa daya kami sedang berada didaerah mereka, kami ini tamu tak mungkin kan kita marah-marah menjelaskan kepada petani tersebut kalau ini pemalakan. Toh memang saat ini digunung guntur sudah tak ada simaksi karena satu dua hal yang menyebabkan pengelolaan gunung guntur dikelola langsung oleh masyarakat jadi kalau ada petani yang berulah begitulah jadinya. Akhirnya dengan hati gak ikhlas walau endingnya di ikhlas-ikhlasin juga kita bayar uang yang diminta pak petani itu. Bukan permasalahan kami tak mau perbaikan jalur tapi ini terkait cara. Dan kalau pun untuk kebutuhan bapak tersebut karena jasa bapak sudah merapihkan jalur tapi tetap saja caranya tidak seperti itu. Tapi sudahlah semoga bapak sadar mencari uang tidak harus seperti itu.

Lanjut berjalan menuju pos 2. Disepanjang jalan banyak berdiri warung-warung yang menjajakan makanan dan untuk beristirahat. Jalurnya tanah dan ditutupi pohon-pohon pinus jadi jikapun panas kami masih terlindungi dari sinar matahari. Melawati air terjun dengan air yang masih jernih kita akan memasuki jalur yang membuat hati #eh dengkul maksdunya menjadi lelah. Jalur batu gede-gede disini siapkan nafas panjang-panjang. Beneran jalur aduhai bikin nafas ngos-ngosan. Naiknya pun harus manjat dan perlu kehati-hatian. Ditambah jalurnya panjang sampai pos 3. Selesai batu gede-gede aku kira udahan tapi sekarang batu nya berubah jadi kecil-kecil. Ternyata tidak menyelesaikan kesulitan buat ku. Batu kecil bikin sulit nanjak karena licin. Nanjak selangkah turunnya kaya dua langkah. Ampun dah ini jalur. Tapi nikmati saja karena dibelakang view kota garut lebih elegan dan si gagah gunung cikuray bisa sedikit mengobati luka #eh kelelahan maksudnya.

Kamipun mempercepat perjalanan agar segera sampai di pos 3 tempat kami akan ngecamp. Tiba-tiba saat tengah berjalan hp sri bergetar.

"halo, ini siapa?"

Telepon dari nanda mengabari kami bahwa tria dan nanda sudah d pos 3. Baru kali ini bisa nerima telepon di gunung.. Haha langkah kami percepat untuk menemui tria dan nanda.

Siang itu kumpulan awan hitam menutupi puncak guntur. Cuaca memang tak menentu. Pagi cerah siang sudah mendung. Kamipun bergegas mendirikan tenda dan masak. Area camp dipos 3 sudah cukup padat kami pun mencari ke bagian atas tapi di atas area nya lebih miring. Arif dan nanda mencari dari sisi sebelah kiri hingga ke atas lagi tapi tak dapat area yang pas untuk ukuran tenda kami. Dan terakhir kami dapat di bagian atas masih dengan bidang yang miring tapi cukup untuk dua tenda.

Mendirikan tenda bukan hal mudah apalagi jika banyak yang berpendapat. Sri yang berusaha untuk mendirikan tenda tanpa mau dibantu arif tapi arif lebih sering maksa bantu endingnya mereka kesel-keselanπŸ˜… aku mah masak ajalah. Setelah beriweuh ria tenda yang didirikan dipindahkan oleh arif karena dia dapat area yang dengan jelas bisa lihat spot kota garut dan jejeran gunung-gunung garut.

Siang kami isi dengan istirahat dan persiapan sore ini summit agar besok pagi bisa langsung turun. Tapi cuaca tak mendukung rencana kami. Sore kami isi duduk ditenda sembari memandangi rintikan hujan membasahi kota garut. Tenda kami berdiri di spot yang cukup baik untuk memandangi kota garut serta kemegahan gunung cikuray, papandayan puntang dan galunggung. Pemandangan sama saat di puncak cikuray.

Puncak itu pilihan
Pagi sekali menyiapkan perbekalan untuk teman-teman summit. Seperti seorang ibu membekali anak-anaknya 😁 hari itu aku putuskan tak naik ke puncak karena 1 2 3 4 5 hal πŸ˜… haha karena eca yang tak mau naik aku putuskan untuk menemani eca. Galau pasti karena view puncak guntur itu bisa buat aku terkagum-kagum. Guntur itu punya sabana seperti sabana di merbabu. Punya tanjakan menyerupai tanjakan cinta semeru. Waktu ilalang tumbuh menyerupai oro-oro ombo semeru. Jalur menuju puncak menyerupai merapi. Seindah itu? dan pagi itu saat cuaca bersahabat aku memilih menemani eca dan menanti cerita puncak dari yang lain.

Pagi saat yang lain ke puncak ku isi dengan memandangi puncak serta suguhan kota garut. Aku memilih duduk berjauhan dengan eca kubiarkan dia berpetualang dengan fikirannya dan aku berkomunikasi dengan diri. 

Kenang-kenangan puncak guntur




Sekian

Tidak ada komentar: