Minggu, 30 Juni 2019

"live on board" Menuju Pulau Kelor


View dari Pulau Kelor

Adzan subuh telah berkumandang kala mataku setengah terbuka. Sejujurnya setiap jam kebangun mungkin karena gak sabar buat hari esok๐Ÿ˜‚ giliran bangun pas adzan subuh ngantuk berat. Akupun berjalan ke toilet berwudhu dan menunaikan  sholat subuh. Di Labuan bajo, kumandang adzan selalu terdengar kala waktu sholat tiba. Suaranya merdu saling berlomba hingga selesai.

Pagi ini aku dan indri akan memulai keliling pulau komodo dengan cara live on board.
"yey" ๐Ÿ˜†
Terharu senang aku tuh๐Ÿ˜ข
Biasanya kegiatan ini dinamakan "sailing". Tak sabar rasanya menunggu hari terang benderang. Semoga hari ini cerah dan semesta selalu mendukung perjalanan kami. Aamiin.

Kami berkumpul di pelabuhan Labuan bajo sebagai titik awal perjalanan. Sesuai tempat yang dikabari dan ternyata gak ada orang๐Ÿ˜† 
Owh mungkin kita kecepatan datang.
Lima menit..
sepuluh menit..
lima belas menit.. tiba-tiba seorang mbak menghampiri kami.
"Mbak yang ikut trip sailing ya?" tanya mba cantik
"iya mbak" jawab aku dan indri berbarengan.
"rombongannya disana mbak, kumpulnya bukan disini๐Ÿ˜…" ucap mba cantik
Owalah kita salah pantesan sepi aku kira pesertanya kita doang๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚
Disana kami disambut oleh mbak nesya dan bang ali dari agen penyelenggara trip dan salah satu peserta dari kupang. Beberapa menit kemudian datang mas alit dari bali. Perkenalan singkat dimulai. Mulai dari berbasa-basi sudah menjelajah kemana saja, sudah makan, sudah nikah apa masih jomblo๐Ÿ˜‚ Setelah perkenalan kamipun langsung naik ke kapal yang akan menjadi tempat kami tinggal dan melakukan perjalanan selama tiga hari kedepan.

Lagu backsound MTMA pun menemani perjalanan ๐Ÿ˜‚ biar kaya di tv padahal mah jalan biasa aja ke kapal. Selama perjalanan diisi dengan breafing oleh bang ali dan perkenalan. Total peserta kali ini ada dua belas orang. Ditambah 1 guide, 2 ABK, 1 nahkoda dan 1 koki Keluarga baru selama tiga hari kedepan.

Pemandangan selama perjalananan tidak akan membuat kita bosan. Gadget ditanganpun tak mampu membuat jemari menari diatasnya. Aku hanya sibuk memandangi semesta sambil sesekali merekam. Beberapa rekaman yang aku bagikan di story instagram tidak seluar biasa rekaman yang ditangkap mata.

Destinasi pertama Pulau Kelor. Dari kejauhan Pulau Kelor seperti tumpeng yang mengapung. Ditumbuhi rumput dan ilalang berwarna kuning seperti yang sedang berpuasa karena pertengahan kemarau. Air lautnya bening bak kristal. Ditambah pasir putih yang halus. Awalnya aku tak tertarik untuk turun ke Pulau Kelor karena siang bolong seperti ini panas matahari sedang galak-galaknya. Tapi setelah sampai ditepian pilihanku berubah.

Keindahan Pulau Kelor menuntunku untuk mencicipi setiap sudutnya. Kami naik kebukit kelor sebagai titik pandang paling menarik ditempat ini. Dari sudut mana saja pulau ini memang indah. Juara deh, takjub. Hati siapa saja akan lupa dengan segudang masalahnya. Ditempat seperti ini enaknya bersantai menikmati sekitaran tanpa diburu-buru waktu tapi apa daya kita hanya singgah sebentar.


Perjalanan kami lanjutkan menuju Manjarise. Di Manjarise kita bisa snorkling, main dibibir pantai atau hanya memandangi sekitar. Waktu itu aku belum mau snorkling. Aku dan indri bersepakat untuk snorkling hari kedua. Di Manjarise terdapat jalan setapak yang tersusun dari balok-balok kayu. Biasanya kalau mau dokumentasi pakai drone, lari ala-ala dijalan ini menarik. Terdapat pula tanaman mangrove dan ribuan bintang laut ditepian. Sambil menunggu kawan yang lain snorkling, aku, indri dan ibu rani bercerita sudah jalan kemana saja sampai aktivitas sehari-hari. Ibu rani merupakan pekerja kantoran yang gak perna ketinggalan menjadwalkan liburan dengan anak-anaknya. Aku bersyukur bertemu dengan ibu rani yang humble, baik dan keibuan. Dia banyak merekomendasikan tempat-tempat wisata baik didalam maupun luar negeri. Next jika dapat peran jadi ibu mau kaya bu rani๐Ÿ˜

Sore hari kami berburu sunset di pulau kalong sambil menikmati jutaan kelelawar yang keluar dari sarang nya. Aktivitas disini sungguh menyenangkan. Kapal-kapal berhenti tak jauh dari pulau kalong untuk sama-sama menikmati jutaan kelelawar yang konon bergerak secara berjamaah menuju entah pulau mana lagi. Spektakuler aku mah jadi mikir ribuan kaya gitu siapa yang bisa menggerakan. Terlalu takjub akunya.

Tiba malam kita beristirahat untuk hari esok yang lebih maha menakjubkan. Endingnya tetap masih haru kok bisa sampai sini, Tuhan. 
Ikan bobo, lanjut besok ke Pulau Padar.

Tidak ada komentar: