Sabtu, 18 Februari 2017

Garut: Bukan sekedar dodol dan coklat

Tadi malam aku dan adik-adikku masih berdebat. Bagaimana perjalanan esok?
Jadinya kemana?
Mau berangkat jam berapa?

"Garut aja yuk!"

Setelah ku jelaskan panjang lebar mengenai garut, merekapun setuju. Kami memutuskan explore seluruh pantai digarut. Untuk menuju garut kami lewat puncak-cianjur-bandung-nagrek-garut.

Garut bukan hanya tentang dodol, coklat atau papandayan. Di Garut pun ada beragam wisata. Mulai dari candi, kawah, bukit hingga pantai.  

Pagi itu jalanan masih lengang. Kami putuskan lewat puncak karena menghindari macet. Saat masih pagi sekali jalur puncak masih lengang tapi kalau sudah siang jalur puncak pasti macet.
Mobil sudah memasuki Bandung tak lupa kami nyalakan GPS dibantu oleh google map. Lokasi kami jatuhkan langsung pantai santolo garut. Menurut google map kami akan sampai tepat pukul 13.00. Setelah mengikuti map kami diputar-putar melewati pasar dan perumahan yang entah apa namanya.

Akupun berdebat dengan adikku. Aku minta menuju jalan utama dan ikuti bis garut. Tapi adikku juga keukeuh tapi tetap calm, dia bersikeras mengikuti google map. Akupun hanya diam, ikut mereka saja. Setelah keluar dari rumah warga, tiba-tiba kami memasuki area perkebunan teh dilanjut pemandangan cantik semesta. Jalanannya turun naik bukit sepertinya daerah ini akan dijadikan area bisnis entah wisata atau pabrik. Ternyata kami keluar di daerah kamojang. Seperti memasuki daerah wonosobo. Terdapat pipa air besar untuk pengairan.

Hutan alam di Kamojang dilindungi oleh pemerintah biasanya tempat ini dijadikan daerah penelitian, konservasi atau praktikum para mahasiswa. Keluar dari hutan, kami melewati perkebunan teh dan memasuki bukit dengan kelok yang bisa di selesaikan selama satu jam. Sampailah kita di cigarungsang Garut untuk sampai ke pantai sekitar satu jam dari cigarungsang. Ikuti saja petunjuk jalan hingga sampai pantai santolo daerah Pameungpeut. Sampai pertigaan terpampang jelas arah menuju pantai santolo yaitu belok kiri.

Memasuki pintu gerbang pantai kita akan bertemu dengan salah satu tempat penerbangan roket milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LPAN) ini tempat nya cukup luas sampai tempat pelelangan ikan.  Kami sempat berjalan-jalan ditempat pelelangan ikan suasananya hampir sama dengan pasar ikan. Disini dijual berbagai ikan laut dan banyak warung hingga restoran mewah yang menyediakan menu khas laut.  Jika kita ingin merasakan suasana pantai kita bisa menyebrang dengan perahu ke pulau sebelah. Jika ingin merasakan air pantainya bisa bermain banana boat atau sekedar bermain pasir dibibir pantai. Tapi hati-hati ombak di pantai santolo gak beraturan dan di beberapa bagian pantai kedalamannya cukup tinggi. Kalau mau hanya mandangin laut sambil bobo keren bisa sewa pendopo di tepian pantai.


Pantai Santolo
me dan dede
Hari itu cukup terik, ombak pun cukup kencang, kita pun tak berselera untuk bermain dipantai. Jalan-jalan sebentar ditepian lalu melipirlah kami kerumah makan yang menjajakan masakan khas laut. Cukup siapkan uang yang banyak untuk mencicipi makanan disini karena masakan laut itu cukup mahal..hehe

Selesai makan kami lanjutkan untuk berkunjung ke Bandung sekalian jalan pulang. Setelah bertanya pada pemilik warung mengenai akses yang cepat menuju Bandung kami pun langsung berangkat. Menurut pemilik warung jalan yang kita ambil adalah jalan tadi berangkat dan kemungkinan akan sampai jam 8 malam jika lancar. Ia tidak menyarankan untuk jalur pantai karena jalannya rusak. Kami pun menyalakan kembali GPS menelusur di MAP. Menurut MAP jalur yang cepat adalah menyusuri tepian pantai garut. Kami putuskan ikut google MAP dan menghiraukan saran pemilik warung..hehe

Sepanjang jalan menuju Bandung
Sepanjang perjalanan menuju Bandung kami disuguhi pemandangan laut dengan air yang cukup tenang dan si cantik senja. Kalau mau berenang kita akan sampai di Samudera Hindia itu kata google MAP tapi gak usah dicoba ya 😂 Pantai yang kami lewati begitu panjang hingga sampai di pertigaan kita belok kiri. Memasuki hutan jalan semakin sempit beberapa jalan yang kami lewati mungkin hanya bisa dilalui oleh satu mobil jalannya pun banyak yang rusak, ternyata benar kata ibu pemilik warung..hhe Namun pemandangan dijalur ini begitu menawan. Kami memasuki perbukitan yang begitu luas dengan beragam kelok. Setelah mengecek di google ternyata kami berada di kelok seribu ((WAW)) Perbukitan yang kami lewati tidak habis-habisnya seperti tak ada ujungnya tapi tempat ini begitu menakjubkan. mengingatkan aku seperti di film-film yang berlatar tempat di hutan New Zeland atau amazon ya? yah pokoknya diluar negerilah tak ku sangka ada di Garut..hehe Benar-benar menawan mungkin kedepannya bisa dikembangkan dan adanya perbaikan jalan, petunjuk jalan serta penerangan lampu lalu lintas. Tapi entah aku yang tak tau informasi atau memang tempat ini belum dikenal atau sudah ada yang mengurus. Aku berfikir bahwa tempat ini cocok di bangun kereta gantung itu mah fikiran selintas saja gak ada motif dan tujuannya..haha biar bisa liat keelokan bukit ini saja dari ketinggian.

Karena  kemalaman main petak umpet di kelok seribu, kamipun sampai di Bandung sekitar jam 10 malam. Kami putuskan untuk langsung pulang ke Bogor mungkin next berkunjung ke Bandungnya.

SEKIAN

Tidak ada komentar: